Sebuah studi baru mengungkap sebuah kano untuk bepergian ke samudra luas mungkin telah membantu para pelayar menemukan permukiman baru di Selandia Baru. Di Selandia Baru, sejarah manusia baru dimulai 1.200-1.300 Masehi, ketika pelayar pemberani tiba di wilayah ini dengan perahu mereka.
Sepotong warisan awal kehidupan ini akhirnya berhasil diteliti. Kapal berumur 600 tahun, yang terukir gambar kura-kura di lambungnya, ditemukan karam dan tertimbun gundukan pasir lantaran badai kencang. Para peneliti kapal karam ini terkesan lantaran berbeda daripada kapal lain yang sebelumnya juga ditemukan di Selandia Baru.
Di tempat terpisah, kelompok ilmuwan lain menemukan anomali iklim di Pasifik Selatan, sekitar Kepulauan Polinesia Timur ke arah Selandia Baru pada era yang sama dengan umur kapal. Para peneliti menduga bahwa kapal ini ada hubungannya dengan perubahan iklim tersebut. Kedua temuan ini secara rinci dipublikasikan di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences, bulan lalu.
Sampan ditemukan di dekat Muara Anaweka, sebuah muara terlindung di ujung barat laut Pulau Selatan Selandia Baru. “Kano ini berbeda, benar-benar dibuat secara hati-hati,” kata Dilys Johns, anggota penelitian dari University of Auckland, Selandia Baru.
Lambung kapal memiliki panjang sekitar 6,10 meter. Terbuat dari kayu matai, atau pinus hitam. Juga terdapat ukiran di dalam perahu ini dan bukti bahwa kapal ini pernah diperbaiki lalu digunakan kembali. Uji penanggalan karbon menunjukkan kapal yang didempul menggunakan kulit tersebut berasal dari sekitaran 1.300-1.400 Masehi.
Dalam jurnal tersebut, Johns dan rekan-rekannya menulis, kemungkinan kapal itu bergandengan dengan kapal lain. Meski begitu, peneliti tak mengesampingkan kemungkinan kano tersebut merupakan kano tunggal bercadik.
Namun, kata Johns seperti dikutip Livescience.com, Senin, 6 Oktober 2014, kapal tersebut kemungkinan punya bagian dek jika memang kano ganda. Juga memiliki tempat untuk tidur, seperti kano bersejarah dari Kepulauan Cook Selatan dan Kepulauan Society (mencakup Pulau Bora-bora dan Tahiti). Kedua kepulauan tersebut diidentifikasi sebagai daerah asal Maori, suku dari Polinesia, kelompok masyarakat adat yang menetap di Selandia Baru.
Kapal yang baru ditemukan ini memang mengejutkan ketimbang kapal-kapal lain yang pernah ditemukan di Selandia Baru. Sebab, ruang tidur di kano yang digunakan suku Maori tersebut dibuat dari pohon-pohon besar dengan rangka internal yang canggih.