NGAWI — Tugu Kartonyono yang dibangun sekitar tahun 1983 dengan berbagai kenangan dan catatan sejarahnya, pada 30 Juni 2018 lalu telah dirobohkan. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang kabupaten Ngawi telah melaksanakan sayembara design Tugu Kartonyono untuk selanjutnya diwujudkan dalam bangunan di tengah perempatan Kartonyono Ngawi.
Dari berbagai design yang ikut sayembara, terpilihlah design dari Triyono berdasarkan poling sms yang diaplikasikan dalam bangunan yang sebenarnya. Proses pembangunan tugu Kartonyono yang baru dengan total biaya mencapai 3,1 M ini, dimulai pada 4 Juni 2018 dan ditargetkan selesai besok, 2 November 2018.
Tugu Kartonyono Ngawi berubah total dari kondisi sebelumnya. Triyono, sebagai pemenang polling menyuguhkan desain gading gajah menjuntai keatas yang mengandung konsep khas dan kental dengan keberadaan sejarah tentang Kabupaten Ngawi.
Menurutnya, Konsep gading yang menjuntai keatas memiliki filosofi sebagai simbol rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan melambangkan visi Kabupaten Ngawi yakni Sejahtera, Berakhlak Berbasis Pedesaan Sebagai Barometer Jawa Timur.
Selain itu ada tujuh trap sebagai penopang gading gajah bermakna universal antara lain, menanggulangi kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan, meningkatkan pelayanan dasar bidang pendidikan dan kesehatan yang berkualitas dan berdaya saing, serta meningkatkan kualitas insfrastruktur sesuai daya dukung lingkungan dan fungsi ruang dan beberapa lagi makna sesuai jumlah trap yang ada.
Sebelumnya, momen detik-detik dirobohkannya tugu kartonyono sempat viral dan berbagai komentar para warganet yang menyayangkannya. Akan tetapi, dengan dibangunnya tugu dengan desain baru diharapkan juga menjadi wajah baru dan membanggakan warga Ngawi.
Kejar Tayang Penyelesaian Tugu Kartonyono Baru oleh PT Arsimuru Mitra Mulya ini ditargetkan selesai besok sekitar jam 12.00 WIB dan siap launching pada hari Sabtu, 3 November 2018. Muhammad Bangkit selaku pengawas proses pembangunan tugu menjelaskan bahwa tugu yang berbentuk gading ini bisa berputar 360 derajat dan setiap 3 jam akan berubah arah. Di Indonesia sendiri belum pernah ditemui tugu yang seperti ini, khususnya di Jawa Timur.
“Tugu nanti bisa berputar 360 derajat, semoga dengan wajah baru tugu Kartonyono ini bisa jadi kebanggaan warga Ngawi,” terang Bangkit saat mengawasi pegawai yang lembur menyelesaikan tugu.
Dalam desain awal, sebenarnya patung manusia purba, namun dengan berbagai pertimbangan, akhirnya diganti dengan tulisan “Ngawi Ramah.” Tentunya kita semua berharap, semoga Ngawi akan menjadi lebih indah dengan keberadaan tugu yang baru ini. (fri/cse)