Pelatihan Pembuatan Pupuk Padat dan Cair Organik. Foto-Alfa
Sebuah pelatihan khusus yang diadakan di SMK Al Jauhar Bringin, 10 Desember 2016, bertemakan pupuk organik. Pelatihan Pembuatan Pupuk Padat dan Cair Organik diikuti oleh 30 orang peserta dari berbagai kalangan. Peserta yang mengikuti pelatihan terdiri dari petani, peternak, tokoh masyarakat, kelompok tani, dan masyarakat umum lainnya.
SMK Aljauhar adalah satu-satunya SMK di Ngawi yang punya jurusan Agribisnis Ternak Ruminansia. Fokus pada sistem pengelolaan hewan ternak yang berkualitas berstandar internasional. Juga sebagai model pengembangan pertanian dan peternakan sistem organik.
[quote]
“Harapan kami bahwa pelatihan ini bisa memberi wawasan dan perubahan pola pikir masyarakat akan pentingnya menjaga ekosistem alam yang subur dan mendidik para petani untuk bercocok tanam yang ramah lingkungan,” terang Kepala SMK, Anik Yulianti selaku Penanggungjawab Kegiatan.
[/quote]
Pelatihan Pembuatan Pupuk Padat dan Cair Organik ini merupakan gelombang yang kedua. Agendanya rutin setiap tahun yang mendapat dukungan dan fasilitas dari Pemprov Jatim. Pada kesempatan kali ini penanggungjawab menghadirkan dua narasumber.
Narasumber 1 : Eko Susilo, Dinas Koperasi, UMKM dan Perindustrian Ngawi. Materi Enterpreneur.
Pokok bahasan tentang langakh-langakh memulai usaha sendiri mulai dari busines idea, business plan, observasi lingkungan, persiapan dan terakhir aksi. Menurutnya ide bisnis yang sering sukses dan bisa mengantarkan pada masa depan yang cerah berawal dari hobi yang ditekuni.
Sedangkan untuk melangkah jangan ragu memulai bisnis meskipun banyak kompetitor. Memulai aksi nyata membuka usaha adalah langkah pertama menuju gerbang kesuksesan. Prinsip penting “man jadda wa jada”. Siapa yang berusaha bersungguh-sungguh maka akan mendapatkannya.
Narasumber 2 : Sukamto, Konsultan Agricultural & Gender Dinas Pertanian TPH Ngawi, Ketua KNOC (Komunitas Ngawi Organik Center). Komunitas yang peduli pada sistem pertanian dan peternakan organik di Ngawi.
Materi tentang pemanfaatan limbah ternak melalui pengembangan kompos padat dan cair. Seringkali kotoran hewan menjadi barang yang tidak berharga. Namun jika diolah dengan sistem yang terintegrasi bisa menjadi barang penuh manfaat seperti pupuk/pestisida alami, serta bisa dijadikan sumber biogas untuk memasak.
Tanah di sawah kini mulai terancam kesuburannya karena penggunaan pupuk dan pestisida kimia yang melampaui batas. Intensifikasi penggunaan pupuk organik merupakan langkah penting untuk mengembalikan unsur hara dalam tanah. Peserta juga diajari secara teori dan praktek tentang pembuatan pupuk padat dan cair dari kotoran hewan serta pembuatan pestisida alami dengan media dari air kencing hewan ternak serta tatacara pengaplikasian ke tanaman.
Salah satu peserta yaitu Bapak Hardi, SPd dari Ketua Kelompok Tani desa Krompol merasa senang sekali bisa mendapatkan ilmu tentang pengelolaan kandang ternak yang terintegrasi dan bisa menambah wawasan khususnya pertanian organik yang hasil panennya bisa bersaing di tingkat internasional.(alfa)