NGAWI — Seorang penggerak kegiatan sosial dan seorang dosen di salah satu perguruan tinggi di Kabupaten Ngawi memberikan banyak inspirasi kepada kaum muda Ngawi.
Khususnya para pemuda di Desa Watualang, Kecamatan Ngawi. Hanifah Hikmawati melakukan sebuah hal yang memang ingin bisa bermanfaat bagi kampung halamannya. Bisa dibilang sederhana, tapi implikasinya luar biasa.
Bersama dengan para remaja Watualang, ia mengaku sangat senang menyulam asa bersama. Ia mencoba mengajak para remaja untuk aktif di Riswa, Remaja Islam Watualang. Tepatnya sejak 18 September 2016, keberadaan Riswa terus eksis dengan mengadakan agenda progresif dan inovatif dalam menumbuhkan semangat juang kemakmuran desa.
Baginya menjadi seorang Tenaga Pendidik/Dosen itu tidak hanya berkewajiban menyampaikan materi di dalam kelas. Tridarma dosen itu tidak hanya meliputi pendidikan dan penelitian, tapi juga pengabdian kepada masyarakat. Mengabdi Tak Bisa Dinilai Dari Materi. Inilah yang namanya Universitas Masyarakat.
“Mengabdi itu tidak bisa dinilai dari materiil uang. Tidak bisa dibayar dengan banyaknya rupiah. Tapi mengabdi itu adalah kebahagiaan batin,” itulah yang ia ungkapkan dalam status di salah satu media sosial.
Di Kamis pagi (24/05/2018) yang cerah, Hanifah kembali mengumpulkan teman-teman Riswa untuk bersinergi merealisasikan gerakan literasi pada progres Perpustakaan Desa. Terdapat 1000 buku lebih yang mereka rapikan dan selanjutnya akan didesain di ruangan yang nyaman, bersih, dan rapi.
“Dari pembentukan perpus desa ini, semoga dapat memantik animo literasi yang bergerak di akar pedesaan sebagai penyongsong gerakan literasi nasional,” harapnya pemuda Ngawi yang pernah menjadi Runner Up National Essay Competition 2017 itu.
Menurutnya, semua ini agar generasi kita melek terhadap peradaban, tantangan, dan arus globalisasi. Literasi, menjadi senjata ampuh untuk mengentas kesenjangan. (kn/cse)