Seleksi ketat mutasi dan promosi pejabat di lingkup Pemkab Ngawi sudah dijalankan. Dari proses yang sudah dilaksanakan ini, sedikitnya ada tiga pegawai eselon III dikabarkan hampir pasti tersingkir lantaran dianggap tidak memenuhi persyaratan untuk menduduki posisi sekretaris kecamatan (sekcam) Kasreman, sekretaris Dispendukcapil, kabid Informasi Dispendukcapil, maupun kepala Satpol PP. Sedangkan, 27 calon lainnya masih berpeluang.
Ketua [tooltip title=”Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan”]Baperjakat[/tooltip], Siswanto menyampaikan bahwa, teridentifikasi gagalnya tiga nama itu setelah Baperjakat melakukan scaning persyaratan administrasi. Terungkap, masa jabatan ketiganya dinilai masih kurang, lantaran di bawah batas minimal dua tahun. Hingga dinilai tidak memenuhi persyaratan sesuai surat edaran (SE) 800/46.76/404.204/014 yang dibagikan ke seluruh satuan kerja perangkat daerah (SKPD). Hingga panitia fit and proper test melabeli ketiga berkas tersebut TMS.
Meski begitu, dia menyebut itu bukan dipicu like or dislike. Atau faktor kalah pelicin yang kerap kali berhembus saat mutasi akan dijalankan. ‘’Bukan karena faktor itu (pelicin, Red), kalau pakai yang gitu-gituan kenapa saya repot melakukan fit and proper test, kami hanya mencari SDM yang berkualitas,’’ ungkap Sekda Ngawi itu, seperti dilansir RadarLawu.
Siswanto menyebut, sejumlah usulan calon pejabat yang belum siap melakukan presentasi karya ilmiahnya. Kondisi itu membuat panitia mengundur sepekan dari jadwal fit and proper tes semula Senin (1/12) menjadi Senin (8/12) dan Selasa (9/12). Itu dilakukan karena panitia mengingikan semua memiliki hak yang sama untuk urun pemikiran dalam membangun Ngawi ke depan. ‘’Apalagi presentasi itu memiliki porsi 60 persen dari total penilaian,’’ tegasnya.
Siswanto mengatakan, fit and proper test itu bagian dari lelang jabatan. Yakni, untuk mencari pejabat yang memiliki dedikasi, profesionalitas, loyalitas terhadap pimpinan. Termasuk, memiliki inovasi brilian untuk mengembangkan kemampuannya. Faktor kepribadia menjadi pertimbangan penting staf yang ingin mendapat jabatan struktural. ‘’Kalau pintar tapi kepribadiannya minus juga nggak baik, ya syukur-syukur kalau pintar kepribadiannya oke,’’ tegasnya.
Sementara, Bupati Budi Sulistyono mengatakan fit and proper test dilakukan untuk mendapatkan SDM terbaik. Karena banyak program besar berbasis pemberdayaan masyarakat pedesaan tak terpenuhi jika pejabat tidak dapat menangkap keinginannya. ‘’Ke depan saya ingin Ngawi menjadi mercusuarnya Jawa Timur, dan apa yang saya lakukan saat ini, mencerminkan masa depan Ngawi ke nantinya,’’ ungkapnya.
Selain itu, kata dia, diakuinya fit and proper test digelar untuk mengikis rumor pelicin maupun lobi-lobi. Sehingga tes tersebut dinilai sebagai jalan tengah kendati dari penilaian kinerja sudah tampak pejabat yang cakap, setengah cakap maupun lelet. ‘’Dari rapornya sebenarnya sudah terlihat, tapi untuk mendapat SDM berkualitas ya harus di tes kemampuannya,’’ tegasnya.