Harapan pemkab memiliki kawasan industri yang mampu menyerap tenaga kerja sekaligus mendongkrak perekonomian daerah terganjal alih fungsi lahan. Investor kelas kakap sudah melirik lokasi yang rencananya akan disulap menjadi kawasan insdustri. Persoalan muncul saat lahan yang dipilih merupakan lahan subur yang membentang di sepanjang ringroad barat. Padahal sesuai rencana detail tata ruang kota (RDTK) kawasan tersebut merupakan lokasi pertanian. Sementara investor kabarnya butuh lahan seluas 50-100 hektare. ‘’Maspion tertarik betul dengan Ngawi. Hanya saja masih terkendala lahan subur,’’ ungkap Bupati Ngawi Budi Sulistyono, kemarin (29/6).
Kanang-sapaan akrabnya mengatakan sudah membahas dengan wakil rakyat soal rencana pengembangan kawasan industri tersebut. Karena kedatangan investor ke wilayah Ngawi diharapkan membawa dampak positif bagi perekonomian lokal. Pun, menambah potensi pendapatan asli daerah (PAD). ‘’Kami serahkan kepada dewan. Kalau diizinkan di titik itu saja nggak masalah,’’ ujarnya.
Menurut dia, investor yang melirik wilayah Ngawi untuk menanamkan modal sudah antre. Tidak hanya pabrik Maspion saja yang rencananya akan berdiri. Tetapi juga pabrik gula (PG) mini untuk mendukung produksi gula PG Soedhono. Kanang menyebut sedikitnya 12 pabrik kakap akan hijrah ke Ngawi. Hanya saja yang sudah realisasi baru dua lokasi. Sedangkan dua calon investor lain masih terkendala persoalan lahan subur ‘’Nilai investasinya triliunan rupiah. Pembicaraan serius sudah dilakukan,’’ tambahnya.
Agar realisasi kawasan industri berjalan mulus, pemkab berencana mengajukan RDTK dan memasukkan kawasan industri khususnya di sepanjang utara bengawan Solo yang terkenal gersang dan tandus. Sehingga tidak mengganggu produktivitas lahan pertanian di Ngawi. Langkah ini harus segera dilakukan karena banyak investor yang tergiur menanamkan modal di kota keripik. ‘’Dan yang paling cocok di wilayah Pitu,’’ tegas Kanang.
Oleh sebab itu pihaknya segera menyiapkan infrastruktur yang lebih memadai khususnya di wilayah utara Bengawan Solo. Salah satunya pembangunan Jembatan Ngancar yang tahun ini masuk tahap penyelesaian Detail Engineering Design (DED). Disamping itu proyek ringroad utara akan kembali ditagih ke pusat. Karena rencana awal akan dibangun ringroad yang menghubungkan wilayah selatan dan utara Ngawi. ‘’Rencananya akan masuk dari Watulalang tembus Tawun, dengan panjang 10 kilometer,’’ paparnya.
Sekda Siswanto mengatakan sudah menyiapkan sejumlah langkah mempersiapkan daerah utara Bengawan Solo untuk dijadikan kawasan industri layaknya di Mojosari, Kabupaten Mojokerto. Dipilihnya Pitu karena lebih pas, selain tanahnya yang tidak terlalu subur mencari lahan diatas 50 meter di kawasan tersebut lebih mudah dibandingkan di lokasi lain. ‘’Dan lokasinya relatif masih perawan. Mau dibangun apa saja bisa dan mudah,’’ tambahnya.
| RadarMadiun