SURABAYA — Perpustakaan Nasional (Perpusnas) menggelar Peer Learning Meeting Nasional Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial di Hotel JW Marriot Surabaya, sejak Selasa (03/12/2019) malam.
Kegiatan yang diikuti oleh lebih dari 1.000 peserta ini berlangsung hingga 5 Desember 2019 yang merupakan ajang belajar dan bertukar pengalaman antarperpustakaan, memotivasi dan membangun kepercayaan diri untuk melaksanakan rencana kerja transformasi perpustakaan kabupaten maupun desa, dan memperkuat proses mentoring dan monitoring perpustakaan kabupaten dan desa.
Peer Learning Meeting Nasional Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial Perpusnas ini dibuka oleh Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak dan menghadirkan sejumlah pembicara dari Bappenas, Kementerian Desa PDTT, dan Kementerian Komunikasi dan Informatika.
Kabupaten Ngawi Turut Hadir Dalam Peer Learning Meeting Nasional Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial yang diwakili oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah beserta perwakilan 6 desa penerima manfaat dari Perpusnas.
Sebagaimana diketahui, Perpusnas saat ini sedang menjalankan program transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial dan literasi. Program ini telah merambah ke 21 perpustakaan provinsi, 60 perpustakaan kabupaten, dan 300 perpustakaan desa/kelurahan sepanjang dijalankan tahun 2019.
Seperti penjelasan dari Kepala Perpusnas RI Muhammad Syarif Bando program transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial ini menyasar pada usia sekolah, masyarakat umum, dan para pelaku usaha mikro/kecil, termasuk kelompok marginal lain seperti penyandang disabilitas.
Lebih lanjut pihaknya menyampaikan bahwa program yang dijalankan ini mengubah wajah perpustakaan umum menjadi perpustakaan yang nyaman, koneksi internet yang cepat, serta koleksi yang tepat guna hal positif yang telah mengubah citra dan paradigma perpustakaan menjadi kekinian.
Dari program ini, sebanyak 6 desa di Ngawi yang dianggap berprestasi dan mendukung program literasi desa dengan meramaikan perpustakaan desa mendapatkan 3 unit komputer, 1.000 exemplar buku, 2 rak buku, dan server dari Perpusnas RI. (kn/cse)