Presiden Republik Indonesia ketujuh, Joko Widodo, akhirnya pada hari Sabtu pagi benar-benar “rawuh” di Kabupaten Ngawi (31/01). Sebagaimana diketahui, sejak beberapa hari yang lalu warga masyarakat Ngawi telah bersiap menunggu kedatangan orang nomor satu di Indonesia ini. Meskipun rencana kedatangan beliau ini sempat tertunda beberapa kali, masyarakat Ngawi tetap antusias menyiapkan diri untuk menyambut kedatangan beliau. Buktinya, sejak pagi hari, sepanjang jalan menuju lokasi Lapangan Keras Wetan Kecamatan Geneng, barisan masyarakat Ngawi tampak penuh mewarnai lintasan kedatangan beliau.
Sekitar pukul 09.00 WIB Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah tampak tiba dan menuju Lapangan Keras Wetan. Mobil INDONESIA-1 meluncur masuk ke Lapangan Keras Wetan disambut dengan iringan gemuruh riuh sorak masyarakat sekitar. Tampil dengan kemeja putih khas beliau (dengan ujung dilipat), kedatangan Presiden Jokowi langsung disambut oleh Gubernur Jatim Soekarwo dan Bupati Ngawi Budi Sulistyono. Sambil sesekali menyempatkan membalas sorak-sorai hadirin dengan lambaian dan senyuman beliau bersama Ibu Iriana menuju kursi yang telah disiapkan. Turut mendampingi beliau, Mentan Andi Amran Sulaiman, direktur jenderal dari beberapa kementerian dan para pejabat tinggi lainnya dari sipil dan militer.
Bupati Ngawi, Budi Sulistyono mendampingi beliau menuju “panggung utama” yang sekitarnya dikelilingi oleh sekitar 2500 petani dari berbagai Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) calon penerima bantuan handtractor dan pompa air se-Jawa Timur.
Peluh panas para petani dan hadirin karena teriknya matahari yang dirasakan selama kurang lebih 2 jam sebelumnya seolah terbayar setelah bertemu langsung dengan sosok pemimpin mereka.
Beda presiden, beda pula wujud protokolernya. Demikian hal menarik yang tertangkap dari proses penyambutan presiden kali ini. Era Presiden Jokowi ini, tak satupun atribut seperti spanduk dan umbul-umbul penyambutan didapati di sekitar lokasi. Pada lokasi utama juga tidak didapati tenda dan kursi VVIP, VIP, karpet dan lain-lain atribut sambutan yang didapati pada era sebelumnya. Yang ada hanyalah hamparan tanah lapang hijau dan kursi bambu sederhana bagi seluruh rombongan. Tidak terkecuali Presiden Jokowi, Ibu Negara Iriana, Mentan Amran Sulaiman, dan Gubernur Jatim Soekarwo yang juga duduk di kursi bambu dengan atap langit biru dan bertabur teriknya matahari.\
Kedatangan Presiden Jokowi di Lapangan Keras Wetan ini sebagaimana telah diberitakan sebelumnya, adalah dalam rangka penyerahan bantuan Alsintan (alat mesin pertanian) berupa 852 Unit Traktor (handtractor) dan 377 unit pompa air kepada Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) Se-Jawa Timur. Tak urung, pemandangan di Lapangan Keras Wetan di Kecamatan Geneng Kabupaten Ngawi ini selain dipadati oleh para petani ini juga dipenuhi oleh barisan ratusan mesin handtractor dan pompa air baru.
Setelah mengucapkan salam, Presiden Jokowi menyampaikan pidato yang relatif singkat. “Saya senang sekali hari ini ada di Ngawi. Kami akan membagikan bantuan sebanyak 852 traktor dan 377 pompa air. Di tempat yang lain kita ingin bagi-bagi terus” demikian beliau mengawali sambutannya.
Jokowi berharap, bantuan traktor dan pompa air gratis ke para petani ini dapat meningkatkan produksi pangan Indonesia sehingga dalam 3 tahun lagi Indonesia dapat mencampai swasembada pangan.
“Tujuan kita, tiga tahun harus swasembada. Perkiraan saya dua tahun sudah swasembada. Nanti saya minta produksinya harus naik, jangan turun !” lanjut Presiden Jokowi. “Siap Pak!” sahut ratusan petani hampir serentak.
Pada kesempatan ini, Presiden Jokowi sempat menceritakan betapa dirinya merasa malu ketika bertemu dengan perwakilan dari Vietnam.
“Saya kemarin malu ketemu perwakilan negara Vietnam. Ngomong ke saya kapan beli beras lagi dari Vietnam,” demikian cerita Presiden Jokowi. Para petani dan hadirin pun serentak tertawa kecil mendengar hal tersebut. “Saya malu mendengar kata itu,” sambung Jokowi sambil tersenyum.
Presiden Jokowi : Tiga Tahun Indonesia Swasembada Pangan. Dalam 3 tahun kedepan Indonesia harus swasembada pangan terutama beras, demikian tekad Jokowi. Ia meminta petani untuk terus bekerja keras meningkatkan produksi beras, karena kebutuhan beras Indonesia sangat banyak, tapi produksinya kurang.
“Nanti saya ngomong empat tahun lagi, eh..siapa yang butuh beras beli di Indonesia. Nggak boleh kita setop itu produksi mesti ditingkatkan karena kita kurang banyak sekali. Jumlah traktor kita juga kurang banyak. Dibandingkan traktor di Thailand jumlah kita hanya 1/10-nya. Kita akan terus kasih lagi, kasih lagi..! Sehingga kita tiga tahun lagi harus sudah double produksinya,” tegas Presiden dengan suara bertekanan dan suara tinggi yang langsung disambut tepuk tangan para hadirin.
Bupati Ngawi Ir.H.Budi Sulistyono mendengar hal tersebut tampak bersemangat. Ketika dikonfirmasi tentang hal ini, beliau mengatakan bahwa Kabupaten Ngawi mendukung dan siap menyukseskan program swasembada pangan ini. Beliau Bupati Ngawi yakin dan percaya bahwa program tersebut dapat berhasil dalam kurun waktu 3 tahun, dengan asumsi terjadi kenaikan lebih dari 10% pertahun di setiap daerah. Pemerintah Kabupaten Ngawi sendiri, tegas beliau Bupati Ngawi, menargetkan peningkatan produksi pangan hingga 15 persen.
Sehingga pada akhir tahun 2015 tahun nanti total produksi pangan di Kabupaten Ngawi akan meningkat dari 800 ribu ton menjadi 950 ribu ton padi kering giling. Menjelang pukul 10.30 WIB, Presiden Jokowi beserta rombongan bersiap menuju lokasi lain di Kabupaten Ngawi yakni Desa Legundi Karangjati untuk meninjau Bendungan Budhengan. (NgawiKab)