Manajer GA PT Smelting Indra SW Junor dalam keterangannya yang diterima di Surabaya, Senin, mengatakan penanaman mangrove dipusatkan di kawasan hutan konservasi yang dikelola pihaknya bersama Pokmawas Desa Pangkah Kulon, Kecamatan Ujung Pangkah.
“Kami memilih menanam mangrove selain sebagai pencegah abrasi pantai, juga menjadi habitat banyak spesies hewan pesisir. Apalagi kawasan konservasi di Pangkah Kulon ini menjadi tempat transit burung Pelikan yang bermigrasi dari Australia ke Asia. Mangrove juga menjadi tanaman penyerap karbon yang efektif,” ucapnya.
Selain itu, dengan melibatkan mahasiswa dan pecinta alam, mahasiswa PKN UB, Pokmawas serta Yayasan Katulistiwa, pihaknya juga ingin memberi edukasi serta meningkatkan kepedulian generasi muda dalam pelestarian lingkungan hidup.
Tak hanya itu, kata dia, penanaman mangrove tersebut merupakan komitmen perusahaan untuk mendukung pelestarian lingkungan hidup terutama di wilayah sekitar perusahaan.
“Kami berharap kegiatan serupa terus berlanjut dalam mendukung komitmen perusahaan terhadap kelestarian lingkungan hidup,” katanya.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas (Kadis) Kelautan dan Perikanan Kabupaten Gresiik Johar Arifin mengapresiasi langkah PT Smelting dan masyarakat setempat menanam mangrove di kawasan konservasi tersebut.
“Kami mengapresiasi pihak-pihak yang membantu menanam mangrove di tempat ini. Kami berharap dukungan seperti ini terus berlanjut, sehingga kawasan ini menjadi hutan mangrove di masa mendatang,” katanya.
Menurut dia, lahan konservasi mangrove tersebut harus terus dijaga karena ekosistem yang ada di dalamnya sudah terbentuk bahkan bisa membantu masyarakat terutama para nelayan.
“Lahan konservasi mangrove di kompleks Pangkah Kulon ini juga menjadi habitat ekosistem ikan muara yang sangat membantu nelayan sekitar,” katanya.