NGAWI — Tanaman padi di persawahan Desa/Kecamatan Pangkur Kabupaten Ngawi, Jawa Timur nyaris mati. Tanah tanaman padi itu sudah retak dan kering kerontang karena dua minggu lebih tak turun hujan. Petani hanya bisa mengandalkan air dari mesin sibel meski biaya membengkak.
Salah satunya, lahan yang digarap Jumadi (58) petani desa setempat. Dia mengaku menghabiskan Rp100.000 per hari untuk membeli pulsa listrik agar menyala selama 12 jam. Air nyaris dinyalakan setiap hari untuk mengairi sawah. Namun, itu tidak cukup.
“Meski sudah diairi 12 jam lebih, tapi ya belum cukup. Sudah kering sekali. Ya kami hanya bisa nyalakan sibel saja. Ini tanaman umur 10 hari, udah dua minggu ini gak kena hujan. Kira-kira untuk desa ini saja sudah 25 hektar yang nasibnya sama dengan punya saya ini,” kata Jumadi, Rabu (20/12/2023).
Tak hanya Jumadi, Biran pun me geluhkan hal yang sama. Dirinya hanya berharap agar segera hujan. Jika tidak hujan, dia mengharap agar tidak sampai gagal panen. Bagaimanapun, dia tetap berusaha mengairi sawahnya agar tidak mati.
“Ya pengennya segera ada hujan. Karena suda minggu gak hujan saja ya jadinya begini. Harapannya jangan sampai sawah ini mati. Ya kami berusaha terus saja, ya beli pulsa listrik supaya bisa mengairi sawah pakai sibel,” kata Biran.
Para petani mengharap agar segera turun hujan. Sehingga, tanaman mereka tidak mati. Karena jika sampai telat mengairi sawah, maka tanaman padi bisa mati padahal mereka sudah keluar banyak biaya.