NGAWI — Budaya dan tradisi Jamasan Pusaka Kabupaten Ngawi yang diselenggarakan dalam rangkaian agenda peringatan Hari Jadi Ngawi ke 660 tahun telah dilaksanakan pagi ini, Selasa (03/07/2018).
Tradisi yang telah turun temurun dilakukan pemerintah kabupaten Ngawi ini diikuti oleh seluruh pejabat pimpinan daerah dan disaksikan para staf serta masyarakat yang hadir termasuk media.
Lantunan tembang Ketawang Ngawiyat dan Gending Boyong Basuki mengiringi prosesi jamasan pusaka yang terdiri dari Tombak Kyai Singkir dan Kyai Songgolangit serta payung Tunggul Wulung dan Tunggul Warono yang dipimpin Ki Gunawan.
Pusaka – Pusaka Disemayamkan di Ngawi Purba Setelah Dijamas. Ngawi Purba atau Desa Ngawi merupakan awal mula pemerintahan pusat Kabupaten Ngawi pada era Kerajaan Mataram. Seperti diungkapkan Bupati Ngawi, Ir. Budi Sulistyono, bahwa ritual ini erat kaitannya dengan sejarah berdirinya kabupaten Ngawi.
“Tradisi ritual jamasan ini keberadaanya harus dilestarikan supaya generasi penerus nantinya akan tahu makna yang terkandung di dalamnya,” ujarnya.
Setelah disemayamkan 1 malam di Ngawi Purba, 4 pusaka Ngawi ini akan dikirab besok pagi (Rabu, 04/07/2018) dari Ngawi Purba ke Pendopo Wedya Graha.
Jamasan Pusaka Tombak Kyai Singkir dan Kyai Songgolangit Kabupaten Ngawi dan juga Payung Pusaka menjadi salah satu rangkaian agenda budaya yang terus dilestarikan sebagai salah satu warisan leluhur dan kearifan lokal. (kn/cse)