NGAWI – Begitu akrabnya masyarakat dengan media sosial dan begitu mudahnya menyampaikan informasi kegiatan maupun informasi tentang Ngawi digunakan sebagai salah satu media para pegiat media sosial untuk berupaya mengeksplorasi Ngawi.
Dari setiap pegiat media sosial di Kabupaten Ngawi khususnya Instagram, mempunyai ciri khas masing-masing dalam hal penyampaian informasi, termasuk warna desain maupun narasi kata yang disisipkan dari setiap gambar yang diunggah.
Maraknya kebiasaan yang kurang etis dalam bermedia sosial, mendasari beberapa pegiat media sosial di Kabupaten Ngawi untuk bertemu secara offline / jumpa darat / kopi darat (kopdar).
Bertempat di Kedai Omah Jengki, Sabtu (17/03/2018) menjadi lokasi berkumpulnya kurang lebih ada perwakilan dari 16 komunitas dengan berbagai latar belakang, diantaranya adalah @betterngawi, @kelasinspirasingawi, @eventngaw1, @kampoengngawi, @kulinerngawi, @standupindo_ngw, @jebe_ngawi, @greengnrngawi, @ngaplo_family, @indoflashlightngawi, @streethunt_ngawi, @doodleart_ngawi, @kosanngawi, @ngawimusiccommunity, @explore_ngawi, @visit_ngawi dan beberapa lainnya yang memang belum mempunyai akun instagram.
Para pegiat media sosial Ngawi ini berupaya untuk Terus Bersinergi dan Dukung Media Sosial Ngawi Lebih Positif. Dari diskusi dan sharing yang dilakukan mulai pukul 19:00 WIB itu, salah satu fokus yang disepakati masing-masing pegiat media sosial adalah adanya etika dalam melakukan posting, serta bagaimana caranya untuk lebih saling menghargai satu sama lain.
Tentunya ini merupakan awal yang sangat baik bagi semua pegiat sosial di Ngawi. Bukan hanya ke-16 perwakilan dari masing-masing komunitas, namun sangat terbuka bagi seluruh pegiat media sosial di Ngawi untuk menciptakan ekosistem bermedia-sosial yang beretika dan nyaman untuk semua. (kn/cse)