“Dalam satu tahun ke depan sudah ada beberapa investor yang terus menyusul. Semisal rumah sakit internasional, toko grosir alat rumah tangga bermerek nasional, hingga investasi utilitas,” kata Maidi dalam keterangannya di Surabaya, Senin.
Maidi menyatakan pembangunan itu dilakukan untuk memajukan Kota Madiun, menaikkan taraf hidup warga serta mengangkat ekonomi kota.
“Rumah sakit itu beberapa bulan lagi selesai, ada toko perabotan rumah tangga yang terkenal sekali juga 10 bulan lagi akan buka, termasuk pembangunan kabel bawah tanah sepanjang 36 kilometer akan selesai dalam waktu satu tahun ini. Itu investasi dari luar dan dalam negeri. Ada dari Jerman, Jepang dan Tiongkok,” kata Maidi.
Baca juga: Realisasi nilai investasi di Kota Madiun pada 2023 lampaui target
Investasi tersebut tak akan berhenti sampai di situ. Maidi memiliki plan jangka panjang untuk Kota Madiun. Bukan hanya mengenai fasilitas, gedung, hingga komersial, namun dirinya juga menyiapkan SDM unggul dari Kota Madiun.
Agar ketika investor itu masuk, Madiun sudah siap dari segala aspek, termasuk manusianya.
Ia mengatakan investasi ini harus menggerakkan roda ekonomi kota dan rakyat. Rakyat jangan hanya menjadi penonton semata atau tak menjadi raja di kotanya sendiri. Rakyat harus bisa menembus level-level manajemen di perusahaan yang masuk tersebut.
Salah satu langkahnya adalah menyekolahkan anak-anak miskin di Kota Madiun hingga jenjang kuliah.
Menurut Maidi, jalan utama mengentaskan kemiskinan adalah pendidikan. Jika mereka memiliki bekal ilmu yang cukup dan memadai untuk menjadi pemain di investasi tersebut, bahkan bisa sampai jajaran eksekutif di investasi itu.
Dengan begitu, secara otomatis ekonomi mereka dan keluarga akan meningkat. Tak lagi menjadi penonton di rumahnya sendiri.
“Kalau investor masuk dan fasilitas siap, sedangkan SDM tidak siap, ya sama saja menjadi penonton bukan pemain. Kita harus siap dari segala aspek. Fasilitas, lingkungan kota, hingga SDM nya harus unggul. Makanya itu saya sekolahkan anak-anak miskin hingga kuliah, agar mereka punya bekal yang lebih,” katanya.
Saat ini, setiap tahun ada 1.250 anak miskin dari Kota Madiun yang dikuliahkan oleh Pemkot di bawah kepemimpinan Maidi.
Mereka ditargetkan dan diharapkan menjadi pemimpin masa depan, yang bisa meneruskan pembangunan berkelanjutan di Kota Madiun.
Ke depannya, Maidi mengaku juga mengirimkan anak-anak Kota Madiun untuk sekolah di luar negeri, agar bisa memahami kultur hingga teknologi dari para investor yang masuk.
“Kalau ada investor dari luar negeri itu, SDM kita sudah siap untuk mengoperasikan teknologinya. Mungkin awal-awal investasi, tenaga ahlinya dari luar negeri atau negara investor itu. Nah, anak Madiun akan kita kirim ke negara investor itu untuk belajar agar bisa menjadi pengganti tenaga-tenaga ahli asing tersebut,” katanya.