Jatah kursi ketua DPRD Ngawi periode 2014-2019 dipastikan kembali menjadi milik Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sebagai pengoleksi 15 kursi wakil rakyat. Pun, DPC PDIP sudah mengirimkan dua nama ke DPP untuk menjalani serangkaian fit and propert test yang berlangsung Kamis lalu (14/8. Yakni, Dwi Rianto Jatmiko (ketua DPRD incumbent) dan Feligia Agit Hendiadi. ‘’Kami memilih yang sudah berpengalaman dan yang paling muda sebagai bentuk kaderisasi,’’ terang Ketua DPC PDIP Ngawi Budi Sulistyono, kemarin (15/8).
Kanang -sapaan akrab Budi Sulistyono- mengatakan, Dwi Rianto Jatmiko alias Antok direkomendasikan karena pada pemilu legislatif lalu meraup suara terbanyak, yakni 15 ribu lebih. Selain itu, politikus asal Desa Semen, Paron, itu memegang peranan penting di DPC sebagai sekretaris partai.
Kanang menyebut, berdasar petunjuk teknis yang terdapat dalam pasal 4, sekretaris dan bendahara DPC mendapat prioritas sebagai ketua DPRD, jika ketua DPC tidak menjadi anggota fraksi PDIP. Sementara, nama Agit diajukan untuk proses regenerasi. ‘’Keduanya (Antok dan Agit, Red) sama-sama berpeluang, meskipun dari curiculum vitae dan kredit poin Mas Antok lebih berpeluang. Tapi, keputusan final tetap ada di tangan DPP,’’ tuturnya.
Selain mengusulkan Antok menjadi ketua DPRD periode 2014-2019, Kanang memercayakan pada pria yang juga manajer Persinga Ngawi itu sebagai ketua dewan sementara saat masa transisi berlangsung. Pertimbangannya, Antok dinilai mumpuni menjalankan tugas, ditambah berpengalaman sebagai ketua DPRD. ‘’Yang paling penting itu berpengalaman dan mumpuni,’’ tegasnya.
Antok mengamini dirinya direkomendasikan partainya untuk mengikuti fit and proper test bersama Agit. Menurutnya, munculnya namanya dan Agit merupakan hasil rapat internal yang dilakukan 7 Agustus lalu. ‘’Keputusan itu juga mempertimbangkan kapasitas serta juknis dari DPP, jadi tidak asal comot,’’ ujarnya.
Sementara itu, Partai Golkar yang mendapat suara terbanyak kedua berhak jatah wakil ketua I. Kabarnya, Gardjito dan Sarjono, dua politikus asal daerah pemilihan (Dapil) Ngawi 2, berebut kursi panas itu. Keduanya diusulkan karena meraup suara terbanyak. Namun, saat dikonfirmasi, Sarjono memilih irit berbicara dan meminta koran ini mengonfirmasi ke Jefri Arief Kusbudiman, ketua DPD Golkar Ngawi. ‘’Memang kami mendapat suara terbanyak pertama dan kedua. Terkait usulan itu bukan wewenang saya untuk menyampaikan, tanya ke DPD saja,’’ tuturnya.
Partai Gerindra juga mulai menunjuk wakilnya untuk mengisi salah satu pos wakil ketua. Kabarnya, nama Erning Yuli Asnunik dan Sulistyanto paling berpeluang menempati posisi strategis itu. Namun, kabar itu dibantah Aswan Hadi Najamudin , ketua DPC Gerindra Ngawi. Dia menyebut, empat dari lima anggota legislatif terpilih masih akan menjalani serangkaian tes di DPP Gerindra. ‘’Tesnya saja baru besok (hari ini, Red), jadi kami belum bisa menyampaikan, mungkin selasa baru ada jawabannya,’’ ungkap Aswan.
Sementara itu, di tubuh PKS, kursi wakil ketua diperebutkan Sadik (ketua DPD PKS Ngawi) dan Maryoto. Nama sadik muncul karena dinilai sukses mendongkrak raihan kursi dari tiga menjadi empat. Sedangkan Maryoto dipilih karena senioritas dan menjabat posisi strategis sebagai koordinator dapil 7 dan saat ini menduduki kursi ketua komisi I DPRD. ‘’Dua nama itu sudah dikomunikasikan, hanya saja finalisasinya masih menunggu,’’ tegasnya.
|RadarNgawi