NGAWI – Kesempatan langka bagi para orang tua, dan juga calon orang tua yang datang dalam sebuah acara santai yang digelar oleh KampoengNgawi bekerjasama dengan beberapa komunitas di Pendopo Rumah Wakil Bupati Ngawi, Minggu (03/12/2017).
Kedatangan dr. Amir Zuhdi memberikan sebuah percikan ilmu yang luar biasa bagi para peserta yang datang sejak jam 8 pagi dalam tajuk Ngobrol Santai dan Belajar bersama dr. Amir Zuhdi. Pembicara yang membawakan materi NeuroScience ini disambut dengan antusias peserta yang begitu tinggi.
Seperti dijelaskan oleh Amir, Neurosains/Neuroscience merupakan ilmu yang mempelajari sistem saraf, terutama mempelajari neuron atau sel saraf, dengan menggunakan pendekatan yang multidisipliner. Tujuannya, untuk mempelajari dasar-dasar biologi (termasuk sistim listrik dan kimiawi) yang terjadi dalam otak (sel saraf) dari setiap pikiran dan perilaku yang kita lakukan.
Menurutnya, Neuroscience For Life adalah konsep perilaku atau gaya hidup berbasis otak sehat. Konsep ini ia beri nama konsep NeuroscienceForLife (NFL) atau en-ef-el (enefel).
Pembicara asal desa Legowetan, yang sekarang beraktivitas di Jakarta ini menjelaskan, bahwa orang tua menjadi referensi pertama dari anak, anak yang hebat diawali dari pola asuh orang tua yang benar.
Berulangkali Founder NeuroLeadership Indonesia ini mengatakan bahwa gadget sangat mengganggu tumbuh kembang dan mental anak. Gadget mengantarkan karakter anak menjadi buruk di bidang sosialisasi, dan anak tersebut tidak peka dengan keadaan sekitar, tidak pandai berkomunikasi dan bersosialisasi.
[columns count=”2″]
[column_item][image src=”https://kampoengngawi.com/images/news/2017/belajar-bersama-amirzuhdi-1.jpeg” width=”300″ title=”Belajar bersama dr. Amir Zuhdi” align=”right”][/column_item]
[column_item][image src=”https://kampoengngawi.com/images/news/2017/belajar-bersama-amirzuhdi-2.jpeg” width=”300″ title=”Belajar bersama dr. Amir Zuhdi” align=”right”][/column_item]
[/columns]
Antusiasme Peserta Begitu Tinggi Mengikuti Materi Neuroscience dari dr. Amir Zuhdi. Acara yang dipandu oleh Friliya Aika selaku moderator itu membuat peserta banyak menyampaikan pertanyaan kritis dan sayangnya karena keterbatasan waktu, tidak semua terjawb oleh pembicara.
“Acara seperti ini harus dibuat continue, agar ilmu yang diserap bisa diterapkan dengan lebih banyak,” ungkap dr. Amir Zuhdi.
Begitupun juga peserta yang datang menyampaikan sangat menunggu agenda selanjutnya dari acara yang sangat bagus ini. Sebanyak kurang lebih 60 peserta mengikuti acara ini. Konsep berbagi ilmu yang dilakukan sangat menarik dan tidak membebani peserta, karena dikemas dengan gratis. (kn/cse)