Jakarta, CNN Indonesia —
Penjabat Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana menyebutkan setidaknya 11.400 orang dari 71 ribu warga terdampak harus mengungsi akibat banjir di Kabupaten Demak dan Kudus.
“Saat ini, ada 11.400-an warga yang kami ungsikan, baik di Kabupaten Demak maupun Kudus,” katanya saat meninjau lokasi banjir di Jembatan Tanggulangin Kabupaten Kudus, Sabtu (10/2).
Ia menjelaskan banjir Demak disebabkan tanggul Sungai Wulan di perbatasan Kabupaten Demak dan Kudus jebol sehingga berdampak terhadap sekitar 71.000 warga karena rumah mereka terendam.
Total mereka yang terdampak banjir di Kabupaten Demak mencapai 18.700 keluarga atau 71.000 jiwa tersebar di 35 desa dan tujuh kecamatan, sedangkan warga mengungsi 11.400 orang tersebar di 10 tempat di Demak dan lima tempat di Kudus.
Banyaknya desa yang terdampak, katanya, karena ada tujuh tanggul sungai yang jebol, dua tempat di antaranya tanggul Sungai Wulan, sedangkan lainnya tersebar.
Ada 35 desa di tujuh kecamatan yang terdampak banjir, sedangkan paling parah Kecamatan Karanganyar, Demak, dengan ketinggian banjir nyaris mencapai atap rumah warga.
“Kecamatan Karanganyar paling terdampak. Tadi kami ngecek ke lokasi, rumah (terendam banjir, red.) hampir satu atap. Satu kampung tertutup air,” kata Nana yang juga mantan Kapolda Metro Jaya itu.
Sungai Wulan dialiri sungai-sungai besar, seperti Sungai Lusi dan Sungai Serang. Intensitas hujan yang tinggi membuat debit air yang mengarah ke Sungai Wulan semakin besar.
Ada dua tanggul di Sungai Wulan yang jebol, kata dia, satu berukuran 33 meter dan satunya 20 meter sehingga menyebabkan banjir yang menerjang permukiman dan lahan pertanian warga.
Debit air Sungai Wulan yang besar juga menjebol saluran irigasi yang terhubung sehingga total ada tujuh titik yang jebol.
Untuk langkah penanganan, Nana memastikan telah berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk segera memperbaiki tanggul-tanggul yang rusak.
“Kami bersama Dirjen PUPR langsung mengecek ke lokasi, ini sudah dilakukan langkah-langkah dengan memasukkan alat berat ke lokasi dan saat ini sudah dilakukan (pemasangan) tiang pancang dengan menggunakan bambu,” katanya.
Setelah tanggul diperbaiki dan menutup, kata dia, airnya yang menggenang permukiman dan persawahan akan dipompa dan dikembalikan ke Sungai Wulan sehingga bisa mengurangi banjir.
Untuk penanganan korban banjir di pengungsian, kata dia, saat ini berbagai bantuan juga sudah diserahkan kepada warga, seperti dari Pemprov Jateng, Dinas Sosial, Dinas Ketahanan Pangan, dan BUMD Jateng.
“Bantuan, seperti sembako, kemudian kebutuhan untuk sehari-hari, selimut, tikar, peralatan mandi, dan alat-alat kesehatan. Di setiap pengungsian ada posko kesehatan,” katanya.
Lokasi TPS
Selain itu untuk lokasi tempat pemungutan suara (TPS) yang terdampak banjir di Kabupaten Demak dan Kudus akan dipindahkan ke sekitar lokasi pengungsian.
“Ada beberapa daerah yang saat ini terdampak banjir, termasuk di Demak ada 30 desa. Kami sudah melakukan koordinasi dengan bupati, KPU kabupaten, dan KPU provinsi. Memang harus memindahkan TPS-TPS yang terdampak banjir,” kata Nana.
Ada puluhan lokasi yang akan dibangun sebagai TPS untuk Pemilu 2024 yang hingga kini terendah banjir sehingga harus dipindah, namun Nana belum menyebutkan detail jumlah dan lokasi TPS.
Dia mengatakan Pemprov Jateng bersama pihak terkait telah menyiapkan sejumlah langkah antisipasi pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara Pemilu 2024 di wilayah yang terdampak banjir Demak dan Kudus.
Mengenai logistik pemilu, ia memastikan saat ini masih dalam kondisi aman dan tidak mengalami kerusakan, sebab logistik pemilu masih berada di kantor kabupaten dan belum didistribusikan ke TPS.
“Kami bersyukur logistik pemilu masih aman, tinggal nanti koordinasi dengan KPU untuk memindahkan lokasi TPS ke dekat penampungan pengungsi,” kata Nana.
Sementara itu pada Sabtu petang lalu, Plt Kalak BPBD Kabupaten Demak M Agus Nugroho Luhur mengatakan, “Genangan banjir memang mulai terlihat surut, termasuk di Kecamatan Karanganyar karena genangan banjir mulai meluas.”
Saat ini, kata dia, genangan banjir sudah meluas ke Wonoketingal, sehingga ketika di kawasan atas tidak ada hujan tentunya banjir cepat surut.
Banjir di Desa Karanganyar, kata dia, juga mulai surut, sedangkan di Jalur Pantura Timur masih tergenang meskipun ketinggian genangan mulai menurun.
Jumlah desa yang terdampak banjir tercatat 35 desa tersebar di tujuh kecamatan, yakni Gajah, Dempet, Kebonagung, Karangawen, Wonosalam, Karangtengah, dan Karanganyar.
Suwardi, salah seorang warga Desa Ketanjung, Kecamatan Karanganyar, mengakui banjir mulai surut.
“Jika sebelumnya genangan hingga plafon rumah yang kebetulan di depan dirinya mengungsi di tenda yang dibuat di Tanggul Sungai Wulan, kini sudah turun hingga 1,5 meteran lebih,” ujarnya.
Ia mengungkapkan genangan banjir mulai terlihat surut signifikan hari ini, namun dirinya belum bisa kembali ke rumah karena genangan di dalam rumah masih tinggi.
(Antara/kid)