NGAWI — Beberapa warga di wilayah rawan kekeringan di kabupaten Ngawi mulai merasakan dampak musim kemarau yakni krisis air bersih.
Setiap musim kemarau, beberapa wilayah di kabupaten Ngawi memang mengalami krisis air bersih, setidaknya ada 9 kecamatan yang terdampak menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ngawi, yaitu kecamatan Mantingan, Karanganyar, Widodaren, Kedunggalar, Pitu, Ngawi, Bringin, Kasreman, dan Sine.
Sebagian warga terpaksa harus membeli air bersih untuk kebutuhan sehari-hari, seperti halnya yang dilakukan oleh keluarga dari Eko Sulistiyo Wibowo di desa Ngawi, kecamatan Ngawi.
Selama satu bulan terakhir ini, Eko menceritakan di laman media sosial, bahwa keluarganya telah 3 kali membeli air untuk kebutuhan Mandi Cuci Kakus (MCK) karena air sumur mengering dan distribusi PDAM Ngawi belum menjangkau desanya.
Begitu pula yang dialami oleh warga desa Kerek, mereka harus pergi dengan sepeda motornya mengambil air bersih di daerah lain dengan menggunakan jerigen di sumber mata air sejauh 5 kilometer dari tempat tinggalnya.
Dalam sehari, warga desa Kerek biasanya mengambil air bersih sebanyak empat kali, dua kali di waktu pagi dan dua kali waktu sore hari.
Adapun langkah-langkah yang telah disiapkan oleh BPBD Ngawi akan segera melakukan suplai air bersih bagi warga yang berdampak kekeringan. BPBD Ngawi telah menyiapkan 15 armada mobil tangki air bersih dengan kapasitas masing-masing 7 ribu liter. (cse)