NGAWI — Bagi sebagian warga di desa, lahan kosong terkadang tidak dimanfaatkan atau dibiarkan begitu saja dengan tidak produktif menghasilkan sesuatu.
Melihat situasi ini, Dewi Mayasari, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Dari Rumah (KKN-DR) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang mengajak warga desa untuk mengoptimalkan lahan pekarangan lebih produktif.
Bertepatan dengan Hari Pangan Sedunia, Jumat (16/10/2020) mahasiswa Program Studi Aqidah dan Filsafat Islam tersebut memulai mengajak warga desa RT 02 dusun Sendang-Embes, desa Wonokerto, kecamatan Kedunggalar Ngawi optimalkan lahan pekarangan.
Menurut Dewi, ketahanan pangan merupakan salah satu program yang sangat mendukung penanganan COVID-19. Terlebih lagi lahan pekarangan masih banyak yang kosong, belum dimanfaatkan secara optimal.
Selain memberikan edukasi ketahanan pangan dari rumah ke rumah, Dewi juga memberikan bibit tanaman di antaranya bibit terong, cabai, sawi, tomat, dan pepaya. Selain itu ia juga menyampaikan sosialisasi media tanam yang baik, pupuk, serta perawatannya.
“Hal ini selaras dengan program Kementerian Pertanian (Kementan) dalam mendorong upaya pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi rumah tangga dengan mengoptimalkan lahan pekarangan sekitar rumah,” ujar Dewi kepada redaksi.
Lebih lanjut Dewi menuturkan bahwa mengoptimalkan lahan pekarangan rumah nantinya bisa dikembangkan sebagai penghasil pangan sekaligus memperbaiki gizi keluarga. Selain itu, hasil dari pemanfaatan lahan pekarangan diharapkan mampu meningkatkan pendapatan keluarga.
Senada dengan Dewi, anggota Kelompok Tani setempat, Tukimin mengaku bahwa kegiatan pemanfaatan lahan pekarangan manfaatnya sangat besar, mengingat dengan kondisi pandemi saat ini ekonomi merosot.
“Manfaatnya sangat besar, masa pandemi ini ekonomi merosot. Kami berharao dari pemanfaatan lahan kosong dengan berbagai sayur ini dapat menunjang kebutuhan pangan masyarakat,” ungkapnya.
Warga RT 02 Sendang-Embes menyambut antusias program yang disampaikan oleh Dewi tersebut. Selain mengajak mereka tetap produktif di masa pandemi COVID-19, bertanam di lahan pekarangan rumah betul-betul menunjang kebutuhan pangan keluarga.
“Alhamdulillah, harapannya dari bibit ini kita bisa merawat hingga hasilnya dapat kita manfaatkan untuk sehari-hari, jadi tidak harus beli ke pasar,” ujar Nur, salah satu warga.
Ketahanan pangan bukan hanya tentang kecukupan bahan pangan, namun juga menyangkut kemampuan memproduksi dan mengelola sendiri bahan pangan dengan memanfaatkan sumber daya lokal.
Dewi berharap dengan adanya edukasi serta pengoptimalan lahan pekarangan ini juga bisa mendorong masyarakat dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan. (*/kn)