BRINGIN — Mengoptimalkan potensi desa, warga desa Mojo Kecamatan Bringin gelar “Festival Sarwo Kuno,” Sabtu (28/07/2018).Acara ini sekaligus sebagai tanda diresmikannya desa wisata Mojo.
Berbagai keragaman budaya ditampilkan dalam festival budaya Sarwo Kuno ini. Bertempat di beberapa titik di desa Mojo, digelar aneka budaya mulai dari Kothek-an lesung, membatik sepanjang 100 meter, wayang dalang cilik, aneka permainan tradisional, gelar kuliner jajanan ala ndeso dan masih banyak lagi yang kesemua tradisi tersebut mulai jarang ditemukan saat ini.
Tradisi semacam inilah yang ingin disuguhkan kepada para pengunjung agar tidak punah ditelan masa. Kabupaten Ngawi masih lekat dengan tradisi – tradisi yang luar biasa.
Festival Sarwo Kuno Desa Mojo Menyita Perhatian Masyarakat. Acara “Sarwo Kuno” diadakan dari pagi hingga malam hari. Warga lokal maupun dari luar desa, berbondong-bondong datang menyaksikan tradisi yang hampir punah kini terlahir kembali.
Yang cukup menyita perhatian salah satunya adalah kain putih polos yang digelar sepanjang 100 meter. Kain tersebut akan diberi warna oleh siswi-siswi SMP N 1 Bringin. Dan hasil akhirnya menjadi kain batik dengan motif beragam namun masih khas Ngawi.
“Saya merasa senang bisa terlibat membatik, karena saya bisa belajar tentang batik,” tutur Vina, salah satu peserta membatik dari SMP Negeri 1 Bringin.
“Senang sekaligus takut, senang karena diberi kesempatan untuk menjadi peserta membatik di acara ini. Takut kalau saya mewarnai kurang rapi. Tapi jujur saya bangga karena ikut memeriahkan festival budaya ini,” tutur Istiqomah yang juga menjadi peserta membatik saat ditemui tim redaksi KampoenNgawi sore kemarin.
Pengunjung memadati area festival di desa Mojo. Semua berkumpul dalam kebahagiaan karena budaya kita semua telah terlahir kembali dan menjadi pertunjukan yang sangat mengesankan. (Fri)