JAKARTA — Kabupaten Ngawi merupakan salah satu lumbung beras di Jawa Timur. Luas lahan sawah yang tertanami padi sebesar 122.500,97 hektar. Dengan luasan tersebut, kapasitas padi yang dihasilkan adalah 777.190 ton GKG, jumlah produksi berasnya sebesar 445.874 ton.
Dengan hasil 445.874 ton tersebut, kabupate Ngawi menjadi peringat keenam produsen beras tertinggi di Indonesia sesuai dengan data statistik tahun 2019 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian Republik Indonesia.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Suwandi menyebutkan ada 10 kabupaten dengan produksi beras tertinggi pada tahun 2019 sesuai dengan data hasil Kerangka Sampling Area Badan Pusat Statistik (KSA BPS).
Menurut Suwandi, hal tersebut merupakan hasil perhitungan yang dikeluarkan oleh BPS dengan menggunakan konversi 57.3 persen dari jumlah produksi padi di Indonesia.
Menempati urutan pertama produsen beras tertinggi tahun 2019 adalah Kabupaten Indramayu yang mampu menghasilkan produksi beras sebesar 789.657,71 ton. Posisi kedua ditempati oleh Kabupaten Karawang yang bisa mencapai produksi beras sebesar 641.290 ton.
Berturut-turut untuk peringat 3 sampai 5 adalah Kabupaten Subang dengan 540.960 ton, Kabupaten Banyuasin dengan 519.684 ton, dan Kabupaten Lamongan dengan hasil produksi beras sebesar 481.750 ton.
Dibawah kabupaten Ngawi yang merupakan urutan keenam produsen beras tertinggi di Indonesia ada Kabupaten Bone dengan jumlah produksi beras mencapai 443.398 ton, Kabupaten Grobogan dengan 443.196 ton, Kabupaten Sragen dengan 439.461 ton, dan Kabupaten Cilacap sebesar 401.570 ton.
Dari data KSA BPS tersebut, jumlah produksi beras nasional tahun 2019 mencapai 31,37 juta ton dan pada akhir Desember 2019 terdapat surplus beras dalam bentuk stok sebesar 5,90 juta ton.
Suwandi dalam keterangan persnya menyebutkan bahwa dalam rangka meningkatkan produksi padi ke depannya di semua daerah, dengan membantu petani berupa benih, pupuk, alat mesin pertanian, asuransi pertanian, serta dana KUR sesuai arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.
Sebagaimana diketahui, saat ini di Indonesia sedang dilakukan program percepatan pengolahan tanah dan tanam di lahan sawah, lahan kering, termasuk juga sawah tadah hujan maupun lahan rawa mineral untuk mendukung ketahanan pangan nasional. (cse)