Krisis air bersih terancam meluas khususnya di wilayah utara Bengawan Solo yang membelah wilayah Ngawi. Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) mencatat ada 36 desa dari delapan kecamatan mengalami kekurangan air bersih. Seperti ditulis di RadarMadiun Online, paling banyak berada di wilayah Kecamatan Karanganyar dan Kecamatan Pitu (selengkapnya lihat grafis, Red). Warga mulai cemas karena air sumur mulai menyusut. ‘’Paling parah di wilayah utara sungai (Bengawan Solo, Red) dan Kecamatan Bringin,’’ungkap Eko Heru Tjahjono kepala pelaksana BPBD, kemarin (14/8).
Heru mengatakan wilayah utara yang masuk dalam peta bencana memanjang mulai perbatasan Mantingan hingga wilayah Ngawi kota. Kondisi itu dipengaruhi struktur tanah yang tandus dan minimnya sumber mata air. Kedalaman sumur di wilayah tersebut rata-rata di atas 30 meter. Pemkab sudah berupaya memberikan bantuan sumur pompa untuk mengatasi krisis air yang terjadi tiap tahun, namun gagal. ‘’Sebab saat dilakukan penggalian yang keluar bukan air. Melainkan gas dan rata-rata beracun,’’ tegasnya.
Saat ini, lanjutnya, warga masih dapat bertahan dengan cadangan air di sumber atau mata air. Meskipun untuk mengambil air tersebut mereka harus menempuh perjalanan lebih dari satu kilometer. Namun, akhir bulan ini diprediksi permintaan bantuan air akan melonjak. ‘’Sampai saat ini permintaan droping secara resmi masih belum ada. Mungkin minggu terakhir bulan ini bakal bermunculan,’’ kata Heru.
Banyaknya wilayah yang mengalami krisis air bersih, membuat pihaknya menyiagakan tiga nomor khsusu untuk pengaduan. Serta sembilan mobil tanki air bersih untuk dikirim ke daerah sulit air sesuai permintaan dan kebutuhan masyarakat. ‘’Sembilan truk tangki itu, tiga dari BPBD, PDAM empat truk, dan dua milik Dinas PU,’’ ungkapnya.
Diakui, droping air bersih bukan solusi jangka panjang mengatasi persoalan krisis air. Tidak hanya bantuan pompa air dan geomembrane (lapisan kedap air), BPBD juga mengajak masyarakat memperbaiki struktur tanah di wilayah utara. Serta membuat sumur resapan dan saluran perpipaan. Program penghijauan seperi Ijo Royo-royo juga perlu terus digalakkan ‘’Kalau resapan air berhasil, kedalaman sumber bisa berkurang,’’ jelasnya.