[dropcaps style=’2′]Carut marut rekapitulasi suara pemilu legislatif (pileg) menjadi pelajaran berharga bagi KPU Ngawi. Lembaga penyelenggara pemilu itu mengaku bakal melakukan evaluasi total. Terutama dalam menyaring personel kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS). Pasalnya, ada laporan yang menyebut ada petugas KPPS mengarahkan pemilih saat pileg lalu. ‘’Harus dipilih yang benar-benar independen dan mempunyai integritas. Kalau terindikasi tidak netral langsung cut (diberhentikan, Red) ,’’ kata ketua KPU Ngawi Syamsul Wathoni kepada Jawa Pos Radar Ngawi, kemarin (22/6).[/dropcaps]
Nahkoda baru KPU tersebut mengatakan akan membekali petugas penyelenggara di tingkat kecamatan hingga desa. Salah satunya dengan menggelar simulasi perhitungan suara. Harapannya, pengalaman pahit pileg tidak terulang. Khusus PPK Kendal, Ngawi dan Mantingan mendapat catatan khusus dan KPU akan melakukan supervisi agar kesalahan administrasi penghitungan tidak terjadi. ‘’Semua PPK di wilayah dapil II Ngawi minus Kwadungan juga kami prioritaskan,’’ ujarnya.
Antisipasi yang dilakukan KPU, lanjutnya, berlatar belakang naiknya jumlah pemilih pada pilpres nanti. Daftar pemilih tetap (DPT) pilpres tembus 725.647. Sementara pada pileg sebelumnya hanya 717.543 orang atau naik sekitar 8.131 orang. Kenaikan jumlah pemilih lantaran banyak warga yang belum masuk DPT pada pileg lalu serta tambahan pemilih pemula. ‘’Ada sekitar 3 ribuan yang belum terdaftar saat pileg,’’ ungkap Toni sapaan akrab Syamsul Wathoni.
Toni mengklaim ribuan DPT tambahan itu sudah melalui berbagai tahapan dan disaring menggunakan program sistem pendaftaran pemilih (sisdalih) pada tahap pemutakhiran daftar pemilih sementara (DPS). Dipastikan tidak ada pemilih yang memiliki dua KTP dengan NIK yang sama alias pemilih ganda. ‘’Mudah mudahan sudah terdaftar semua. Tidak ada yang tercecer lagi,’’ ungkapnya.
Pantauan Jawa Pos Radar Ngawi, surat suara pilpres petang kemarin sudah sampai di KPU Ngawi. KPU belum dapat memastikan jumlah surat suara itu sesuai spesifikasi, rusak atau terdapat kecacatan. Karena saat ini proses bongkar muat masih berlangsung. ‘’Pekan depan baru bisa diketahui total jumlah dan kekurangannya,’’ kata Toni. (pra/yup)
| radar madiun