NGAWI — Inovasi adalah kunci sukses dari sebuah produk bisa bertahan dan semakin diminati oleh para konsumen. Hal itulah yang menjadi fokus dari para mahasiswa Universitas PGRI Madiun (Unipma) dalam melaksanakan program pengabdian masyarakat di kabupaten Ngawi.
Dengan bimbingan dosen Putri Oktovita Sari, S.E., M.B.A. mahasiswa Pogram Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) tim 1 kelas 5C melaksanakan program di desa Rejuno, kecamatan Karangjati, kabupaten Ngawi.
Para mahasiswa ini mengajak para pelaku usaha khususnya kelompok Asuhan mandiri Toga “Addawa” untuk membuat produk yang inovatif serta kreatif dalam pemasarannya menggunakan media sosial sesuai tren saat ini.
Kelompok Addawa’ ini diketahui dibentuk sejak 20 Agustus 2018 lalu yang terdiri dari ibu-ibu desa Rejuno yang fokus menjual jamu tradisional dalam bentuk bubuk jamu. Menurut ketuanya, Sri Saparini, Addawa’ masih terkendala dalam mengembangkan bisnis olahan jamu, khususnya di pemasaran.
“Produk Addawa’ selama ini hanya terjual di sekitar lingkup daerah terdekat, sehingga produk kami kurang dikenal dan belum bisa dijangkau masyarakat luas,” ujar Sri Saparini.
Banyak usaha yang perlu dilakukan agar mendapatkan keuntungan di era modern salah satunya dengan penggunaan internet marketing atau memasarkan produk di sosial media. Hal ini dikarenakan banyak orang yang nyaman untuk berbelanja di ruang private dan tidak dalam keramaian, apalagi pada situasi pandemi COVID-19 seperti sekarang.
Melihat peluang juga bahwa di saat pandemi, jamu digunakan sebagai obat alami dan banyak dicari untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Dari hal tersebut, mahasiswa Unipma membantu pendampingan secara langsung dalam pemanfaatan teknologi dengan pembuatan akun Instagram dan katalog online.
“Hal tersebut sebagai media promosi dan pemasaran agar dapat lebih berkembang untuk meningkatkan penjualan produk Addawa’ serta dapat dijangkau masyarakat luas,” ujar Oryza Putri, Ketua Kelompok program pengabdian masyarakat di desa Rejuno.
Selain membantu pemanfaatan media sosial, lanjut Oryza, ia bersama kelompoknya juga membantu dalam pengemasan produk dengan membuat model kemasan baru yang berbeda, karena selama ini kemasan produk Addawa’ masih sederhana.
Program mahasiswa Unipma ini mendapat sambutan baik dari Kepala Desa Rejuno, Senung Budiarta. Pihaknya mengaku senang sekali dengan adanya program pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan oleh mahasiswa Universitas PGRI Madiun. Senung berharap produk Addawa’ dapat dikenal dan bermanfaat bagi masyarakat luas.
Harapannya dengan adanya peningkatan penjualan kelompok Addawa’ disertai dengan pengembangan bisnis yang memadai, tentu desa Rejuno bisa dijadikan sebagai sentra industri pengolahan produk jamu tradisional dari Taman Obat Keluarga (TOGA).
Diketahui juga Addawa’ mendapatkan penghargaan dari Bupati Ngawi sebagai kelompok terinovatif dalam pemanfaatan TOGA untuk diolah menjadi produk jamu yang bermanfaat dan memiliki nilai jual. (*/kn)