Saya seorang PNS pada sebuah dinas di Ngawi. Sikap seperti apa yang seharusnya saya lakukan jika lingkungan saya banyak praktik korupsi ?
Praktik korupsi yang terjadi sekarang memang semakin meluas, bahkan mungkin terjadi disekitar kita. Saya yakin sebagian besar dari kita tentu ingin agar tidak ada korupsi. Bahkan kalau perlu kita ikut memberantasnya. Tetapi, alih-alih kita ingin memberantas, malah kita sendiri sering terjebak untuk ikut mendiamkan korupsi yang terjadi disekitar kita. Bahkan secara tidak langsung ataupun langsung, mungkin kita juga terlibat dalam korupsi itu.Langkah yang perlu kita lakukan dalam kondisi seperti ini adalah:
Mulai dari diri sendiri. Luruskan niat kita. Bekerja adalah untuk mencari rezeki yang halal. Harus halal. Jangan sampai meragukan/syubhat, apalagi haram. Kalau sampai kita dan keluarga yang kita sayangi memakan rezeki yang haram, maka hal itu akan berakibat buruk bagi kita semua. Baik secara pertumbuhan fisik, secara kesehatan mental, ataupun untuk ketenangan batin kita. Setiap kebohongan yang kita lakukan akan terus membayangi langkah kita di dunia, belum lagi pertanggungjawaban nanti di akhirat. Motivasi spiritual ini harus terus kita perkuat dengan keyakinan bahwa Tuhan Yang Maha Kaya pasti punya banyak jalan rezeki yang halal untuk seluruh makhluk ciptaanNya. Asal kita yakin dan terus berusaha.
Setelah kita yakin akan pentingnya rezeki yang halal dan bahayanya rezeki yang haram (korupsi), selanjutnya tutup semua pintu yang memungkinkan kita untuk terlibat. Pintu godaan terbesar bukanlah dari orang lain/suasana kantor. Tapi dari diri kita sendiri. Pintu godaan terbesar itu bernama ‘gaya hidup’. Gaya hidup melebihi penghasilan ‘resmi’ kita adalah muaranya. Apalagi kalau kita/anggota keluarga kita sering melihat ke atas (yang lebih kaya), maka pintu ini akan terbuka semakin lebar. Kuncinya, untuk urusan dunia (harta, jabatan, kekuasaan, dsb) lihatlah kepada yang lebih bawah agar kita mudah bersyukur. Selanjutnya mari kita atur gaya hidup kita agar masih dibawah jumlah penghasilan kita. Kalau pengin banget ingin membeli sesuatu sedangkan keuangan kita belum mampu, yakinkan bahwa segalanya akan indah pada waktunya: saat kita benar-benar sudah mampu nanti.
Pintu selanjutnya adalah godaan dari rekan kerja, atau mungkin atasan kita. Pasti akan dimulai dari hal yang kecil, lalu bertingkat jadi semakin membesar sampai kita tidak terasa. Kuncinya adalah menghindari ketidakjujuran dalam bekerja, meskipun hal itu tidak terkait dengan uang. Karena akar dari korupsi adalah ketidakjujuran. Kalau dipaksa, tolaklah secara halus. Jangan takut dengan resiko dijauhi, dimarahi, atau dikucilkan. Karena sekali saja kita lunak/menurut, selamanya kita akan susah terlepas dari jerat korupsi ini. Tapi sekali kita menolak, yang mengajak kita sebenarnya akan merasa segan, bahkan hormat pada kita. Penolakan ini sekaligus bernilai sebagai kampanye atau ajakan kepada rekan sekantor kita untuk tidak melakukan korupsi. Bisa jadi banyak rekan yang akhirnya terinspirasi/menjadi berani setelah mengetahui penolakan kita. Sebenarnya masih sangat banyak orang yang tidak ingin terlibat korupsi, hanya saja sangat sedikit yang berani. Nah, kalau bukan kita yang memulai, siapa lagi. Dan Kalau bukan sekarang kita lakukan, kapan lagi.
Ada banyak cara dari teman-teman saya yang berada pada posisi rawan korupsi, tapi tetap ingin menjaga integritasnya. Terutama saat sudah mencoba cara-cara diatas, tetapi masih tidak bisa menolak terjadinya tindakan korupsi. Misalnya saat menerima uang/barang yang bukan haknya. Kalau bisa dikembalikan. Kalau tidak bisa dikembalikan, biasanya disalurkan pada lembaga sosial/fakir miskin yang membutuhkan. Ada juga teman yang karena tugasnya bahkan dilarang menerima makanan/minuman/fasilitas lain dari pihak terkait. Tetapi karena beberapa kondisi yang tidak memungkinkan untuk menolak pemberian itu, terpaksa harus diterima/dimakan/dipakai. solusinya dia mengkonversikan nilai fasilitas yang sudah diterima tadi dalam bentuk uang. Selanjutnya uang tersebut disedekahkan.
Pengasuh Konsultasi Psikologi :
Budiarna Nur Rochmad, SPsi
Sarjana Psikologi Universitas Airlangga
Konsultan Publik Pemerintahan
Konsultan Psikologi Anak – Surabaya
[quote]
Mau Konsultasi Gratis??? Silakan kirim uneg – unegmu ke [email protected] dengan subject : KONSULTASI dan temukan sharing dari pakarnya nya disini..
[/quote]