Upaya pemerintah dalam memperkokoh kerukunan umat beragama ditetapkan dalam peraturan Menteri Agama nomor 18 tahun 2020 tentang rencana strategis Kementerian Agama tahun 2020-2024.
Adapun moderasi beragama dan kerukunan umat beragama yang digagas oleh kementerian Agama tersebut memiliki empat indikator, yaitu komitmen kebangsaan, anti kekerasan, akomodatif terhadap budaya lokal dan toleransi.
Milenial memiliki peran penting dalam keberlangsungan suatu bangsa dan negara. Salah satunya dalam kehidupan beragama masyarakat Indonesia hari ini dan masa depan.
Milenial muslim misalnya, menjadi kelompok yang menarik di cermati dalam meneropong kehidupan beragama di Indonesia. Kedekatannya dengan teknologi informasi digital, tidak dapat dipungkiri bahwa mereka terpengaruhi berbagai ajaran keagamaan dari media sosial.
Di sisi lain, milenial muslim memiliki gairah belajar agama yang sangat tinggi. Menurut mereka, taat dalam beragama adalah hal terpenting. Mengacu hanya pada al-Qur’an dan Hadis, dan jika tidak sesuai artinya tidak sesuai ajaran Islam.
Bahkan menurut mereka eksistensi identitas dan atribut keagamaan sama pentingnya untuk di tunjukkan. Sebagaimana yang terjadi pada era sekarang ini, dari tren berbusana syar’i, produk cap halal, wisata halal dan sebagainya.
Namun, kebanyakan dari mereka belum matang dalam hal psikis dan spiritual. Mereka mempunyai gairah belajar agama yang tinggi, namun lemah dalam psikis dan spiritual. Hanya berbekal gadget untuk mengakses informasi, mereka sudah mendapat berbagai konten keagaaman.
Dalam wadah tersebut milenial muslim rentan terpengaruh berbagai ideologi. Termasuk ideologi radikalisme yang berdampak pada ke ekstriman dalam beragama.
Ideologi radikalisme merupakan ancaman tersendiri bagi bangsa. Suatu bangsa yang kokoh mampu di koyak dari dalam oleh konflik yang di sebabkan oleh infiltrasi ideologi transnasional. Terutama yang mengusung paham khilafah.
Mereka sangat mahir dalam mencari celah menyebar benih-benih radikalisme. Tidak hanya itu, kontennya pun dikemas dalam bentuk yang menarik dan itulah yang menjadi perhatian lebih para milenial.
Sangat penting menguatkan pandangan yang moderat bagi para milenial. Milenial muslim yang moderat akan menjadi tonggak keharmonisan bangsa kini dan masa depan. Sebab, bangsa Indonesia sangat beragama, dan itu adalah keniscayaan. Toleran sangat di kedepankan, untuk menciptakan keharmonisan dan persaudaraan dalam bingkai kemanusiaan.
Milenial erat kaitannya dengan teknologi digital. Mereka mempunyai peran penting dalam menguatkan dakwah moderasi beragama dengan kemasan yang menarik di era digital ini. Pun dengan dakwah moderasi bergama.
Dakwah konvensional masih tetap harus berjalan, di samping itu dakwah moderasi beragama di era digital tentunya tak kalah di gencar. Situs-situs dakwah moderasi beragama di media sosial harus terus dibangun untuk menyebarkan ajaran-ajaran agama secara ramah dan damai.
Hal tersebut untuk mengcounter narasi-narasi penyebar ideologi radikalisme agama di media sosial. Selain memperbanyak dakwah digital di media sosial, sangat penting juga untuk memperhatikan narasi, dan kemasan dengan estetika menarik juga.
Karena kemasan sangat berpengaruh pada tingkat ketertarikan, terlebih pada kaum milenial. Seperti halnya feed instagram yang di buat semenarik mungkin, kajian ngaji online, bisa juga dengan tanya jawab seputar keagamaan dan sebagainya.
Selain itu, penulis melihat pentingnya melahirkan pendakwah muda. Kedekatan nya dengan teknologi digital, dan juga dengan psikologi anak muda itu sendiri akan lebih mendalami dan mengerti pola dakwah dengan pendekatan apa yang akan di sampaikan.
Dengan konten-konten keagamaan yang renyah dan disukai oleh anak milenial. Dengan adanya pendakwah muda yang menebarkan moderasi beragama, harapannya semakin banyak pula generasi milenial yang tertarik dan mendalami keberagamaan yang moderat dan damai.
Dengan memaksimalkan dakwah moderasi beragama di era digital ini kepada kaum milenial, harapannya akan tumbuh generasi muda yang memiliki gelora semangat yang tinggi dalam menebar moderasi beragama. Semangat beragama yang moderat tersebut akan menjadi benteng dalam melindungi gempuran ideologi-ideologi Radikal yang bertebaran di media sosial.
Berbekal pemahaman agama yang moderat, generasi milenial tersebut akan tumbuh menjadi individu penebar Islam Rahmatan Lil alamin, yakni Islam yang membawa rahmat dan kebaikan bagi seluruh alam semesta.
Beragama menjadi jalan dalam menebarkan kasih sayang, cinta persaudaraan, menghargai perbedaan, hingga membawa kebaikan dunia dan akhirat. Wallahu a’lam.
___
Oleh ~ Dewi Mayasari, Mahasiswa Program Studi Aqidah dan Filsafat Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang