Meski bakal calon bupati (bacabup) penantang incumbent Budi ‘Kanang’ Sulistyono masih tiarap, pergerakan di elit partai politik (parpol) dikabarkan terus terjadi. Namun sifatnya masih di bawah tanah atau belum berani ke permukaan. Upaya Gembosi Incumbent Salah satunya datang dari parpol berbasis Islam yang ada di Ngawi seperti PKB, PKS, PPP, PAN.
Mengutip dari Radar Lawu, Ada upaya menggembosi barisan parpol yang akan mengarahkan dukungan ke Kanang. Sinyalnya tentu incumbent mendapat dukungan parpol dibawah Kolisi Indonesia Hebat (KIH). Tujuannya membentu poros parpol Islam yang jika mulus totalnya sudah 16 kursi di DPRD Ngawi. ‘’Memang benar ada yang mengajak komunikasi dengan membentuk koalisi partai berbasis Islam, ya sebatas komunikasi awal,’’ ujar ketua DPC PKB Ngawi Khoirul Anam Mu’min, kemarin (2/1).
Gus Anam –sapaan akrabnya – tentu menyambut baik komunikasi politik itu. Hanya saja, belum sampai ke tataran konkrit permanen. Karena harus ada perhitungan politik yang jelas. Sebab, koalisi tersebut tidak hanya berperan membendung dominasi incumbent tapi harus solid dan kuat. Meski begitu, koalisi agar permanen belum pernah duduk satu meja dengan parpol berbasis Islam lain. ‘’Dilirik KMP (Koalisi Merah Putih) pun kami tidak masalah, tetap bersama KIH kami juga menyambut baik, yang terpenting komunikasi dan komitmennya harus jelas,’’ ungkapnya.
Sementara Ketua DPD PAN Ngawi Supeno mengakui jika saat ini ada yang menginginkan parpol berbasis Islam mengusung calon bupati (cabup) sendiri. Dia yakin tokoh dari parpol berbasis Islam itu dapat membendung dominasi incumbent. Menurutnya pembahasan baru sebatas person to person untuk menyamakan visi misi. Dia menambahkan pula PAN saat ini juga intens komunikasi dengan Partai Gerindra terkait pilkada. ‘’Yang terpenting tidak ada dusta di antara kita, itu saja,’’ ungkapnya.
Diakuinya membuat solid parpol berbasis Islam tidak mudah. Apalagi mereka berangkat dari berbagai perbedaan hingga rawan berselisih. Namun, pria yang juga ketua Komisi III DPRD Ngawi ini memiliki formula khusus agar koalisi tersebut awet dan langgeng. Kuncinya menyamakan visi dan misi. ‘’Yang jelas peta potensi harus digali semua,’’ ungkapnya.
Terpisah Ketua DPD PPP Ngawi Dimas Alfinoor Rahmadi mengatakan pihaknya masih wait and see dalam pilkada Ngawi. Namun dia tidak mempersoalkan jika partai berbasis Islam ingin mengajaknya bergabung. Asalkan ada komunikasi dan komitmen yang jelas. Sebab pihaknya kini masih menimang mitra koalisi baik dari KIH, koalisi partai islam, maupun KMP. Sebab dia harus realistis dengan dua kursi yang dikantonginya tidak dapat memberangkatkan cabup sendiri. Hingga pilihan mitra koalisi harus berimbas pada kebesaran nama partai dan kesamaan visi misi. ‘’Pintu berkoalisi dan silaturahmi kami buka selebar-lebarnya karena kami mencari figur yang potensial untuk pilkada Ngawi 2015,’’ ungkapnya.
Sementara, meski berstatus empat besar dalam Pileg 2014 PKS memilih bersikap tenang menatap pilkada Ngawi. Alasannya karena pihaknya menginginkan adanya figur yang terbaik dan amanah untuk melabuhkan pilihan. Apakah akan melakukan koalisi dengan partai lain untuk mengusung calon sendiri, atau bergabung dengan KIH maupun KMP. Sebab dinamika politik yang terjadi memungkinkan semua hal bakal terjadi. Khususnya menjelang injury time. ‘’Yang jelas kami masih wait and see, ke KMP boleh ke KIH oke saja,’’ ungkap Ketua DPD PKS Ngawi Sadik.
Sadik mengatakan mesin politiknya sudah dipanasi untuk menghadapi pilkada nanti. Dia yakin koalisi yang akan bergabung dengannya bakal sukses. Sebab dalam pileg lalu suara PKS naik 100 persen, hingga menduduki empat besar perolehan suara di Ngawi.