Dispariyapura Kabupaten Ngawi mengadakan Pelatihan Musik Kolintang untuk Calon Instrutur selama 3 hari dimulai tanggal 29 s/d 31 Oktober 2014 bertempat di Gedung PKK Ngawi yang dibuka oleh Kabid Kebudayaan Sukadi. Pelatihan ini diikuti 50 Peserta dari 19 Kecamatan. Sedangkan Instruktur Kolintangnya, yaitu Abi Yasid Arif (A.Y Arif) dan Drs. Zulkarnaen Mistortoifi,M Hum Lektor ISI Surakarta.
Zulkarnaen Selaku Instruktur Kolintang menjelaskan, “Saat ini Musik Kolintang telah menjadi salah satu ikon seni (musik) tradisional yang mengindonesia selain musik Angklung. Awalnya, alat/musik Kolintang ini berasal dari Minahasa, namun sekarang telah diterima oleh masyarakat Indonesia masa kini sebagai bagian dari karya tradisi Indonesia yang mempu mengangkat nilai-nilai lokal, sebagaimana seni batik yang telah mendunia itu. Keistimewaan Musik Kolintang adalah keluwesannya mengakomodasi ekspresi seni musik apapun yang dimainkan dengan alat musik ini, begitu dilansir oleh Majalah Kapas Ngawi.
Jenis alat musik ini selain dinilai praktis, ekonomis, edukatif dan apresiasif juga memiliki keunggulan yang mampu mengangkat citra kedaerahan melalui kemampuan garap musiknya”, jelasnya. Lebih lanjut Abi Yasid Arif selaku Instruktur menambahkan, “Pada dasarnya Musik Kolintang tidak dirancang hanya untuk ibu-ibu saja melainkan dapat dimainkan oleh berbagai kalangan sosial tanpa mengenal perbedaan gender maupun usia. Jika program ini berhasil dijalankan, maka Kabupaten Ngawi telah memiliki “mesin kreator seni” yang sanggup menghidupkan dunia Musik Kolintang. Selanjutnya Pemerintah Kabupaten Ngawi tinggal mempromosikan para instruktur hasil Pelatihan Kolintang tersebut pada berbagai kalangan/instansi yang dinilai potensial untuk mengembangkan kegiatan positif itu, terutama bagi insan-insan atau komunitas yang ingin eksis di bidang Musik Kolintang”.
Sukadi Kabid Kebudayaan dalam sambutannya mengatakan, “Ngawi merupakan salah Kabupaten yang telah mengembangkan Musik Kolintang sejak dekade 80-an dan pernah berprestasi di Tingkat Provinsi Jawa Timur. Musik Kolintang selama ini cenderung dikembangkan oleh kalangan ibu-ibu dan berbagai latar belakang sosial dan umumnya digerakkan oleh instansi-instansi pemerintah yang ada khususnya komunitas Dharma Wanita dari Dinas Pendidikan (SD, SLTP, SLTA), Bhayangkari, Persit Kartika Candra Kirana, Departemen Agama, Perhutani, PG. Soedono, BRI Ngawi dan sebagainya.
Namun seiring dengan perjalanan waktu, kelompok-kelompok Kolintang ibu-ibu itu mengalami pasang surut. Salah satu andil yang menyebabkan kurang tergarapnya potensi yang sebenarnya luar biasa itu adalah ketersediaan Instruktur atau Pelatih Musik Kolintang yang memadai masih terhitung langka di Kabupaten Ngawi. Tujuan program ini adalah menjaring munculnya pelatih-pelatih muda berbakat yang pada akhirnya dapat melatih ibu-ibu dari berbagai kalangan sosial dan Instansi yang dimiliki Kabupaten Ngawi. Oleh karena itu diharapkan para calon instruktur tersebut dipilih sebaik mungkin agar mampu melayani kebutuhan masyarakat yang ingin membangun potensi seninya melalui Musik Kolintang”, ungkapnya.
Sekda Kabupaten Ngawi dalam penutupan Pelatihan Kolintang mengatakan, “Pentingnya menyediakan Instruktur yang terampil dan berbakat akan turut menjamin kelangsungan Musik Kolintang di Kabupaten Ngawi. Harapannya adalah menyegarkan dan menyemarakkan kembali eksistensi ibu-ibu melalui kegiatan bermain Musik Kolintang. Dari sisi kualitas, ketersediaan Instruktur yang kompetitif akan semakin meningkatkan mutu garap musik yang dapat diandalkan pada event-event pertunjukan yang dapat membawa harum nama Kab. Ngawi. Selain itu perkembangan Musik Kolintang yang kondusif sebetulnya dapat membantu Pemerintah dalam mengembangkan apresiasi seni di masyarakat”, ujarnya.