NGAWI — Festival Gravitasi Bumi (FGB) kembali digelar oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Ngrayudan. Ini merupakan event keempat yang mengangkat tema Gelunggalunggung yang diselenggarakan pada tanggal 24 sampai 25 Agustus 2019.
Kegiatan ini disebut oleh warga Ngrayudan sebagai salah satu perayaan dalam menjaga kelestarian alam, budaya, dan pariwisata desa Ngrayudan, serta wujud terimakasih kepada Tuhan Yang Maha Esa di mana dalam satu tahun ini Ngrayudan sudah di beri alam yang indah serta wisata yang semakin maju.
“Tema “GELUNGGALUNGUNG” terdiri dari dua kata yakni GELUNG yang artinya melingkar dan GALUNGGUNG yang berarti besar atau gunung,” terang Pokdarwis Ngrayudan yang bekerjasama dengan Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga kabupaten Ngawi dalam penyelenggaraan FGB 4 kali ini.
Dijelaskan bahwa desa Wisata Ngrayudan berada di pegunungan, salah satu desa yang melingkari Gunung Lawu, tepatnya di Lereng Lawu Utara. Itulah Arti Gelunggalunggung dalam Festival Gravitasi Bumi 4 di Bumi Selo Ondo.
Lebih lanjut pemilihan tema dengan dua kata tersebut, gelung juga bisa diartikan mengikat sesuatu agar lebih baik, bagus, dan kuat. Sedangkan galunggung yang bermakna besar, yakni melibatkan masyarakat Ngrayudan, wisata alam, produk unggulan, budaya, para seniman, serta tentunya pengunjung.
“Festival ini bertujuan untuk menyatukan masyarakat sekitar dalam membangun Desa Wisata Ngrayudan menjadi lebih baik,” imbuh Pokdarwis Ngrayudan.
Adapun rangkaian kegiatan yang akan disuguhkan dalam FGB 4 tahun 2019 ini di antaranya, gelar pasukan semut, camp and sharing, balance art education, music perform, tumpeng dan arak-arakan, loving gravitation, lomba foto, dan pagelaran wayang kulit.
Disebutkan pula oleh panitia bahwa dalam FGB 4 ini, beberapa seniman dan penampil dihadirkan untuk memeriahkan acara seperti, LBK Erawati, Brave, Reog Simo Krido, Kid Voice, Akustikallyssa, Skaregkudw, sanggar retno dumilah, dan dalang pletung-Agung Budi Dewanto. (kn/cse)