Foto- Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Membuka Forum Internasional Sharing Best Parctices and Experiences on Woman and Leadership di Hotel Four Point
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak menilai Kabupaten Ngawi adalah salah satu Kabupaten yang berhasil meningkatkan peran perempuan sehingga diberikan kesempatan untuk berbagi dan sharing dalam acara Sharing Best Parctices and Experiences on Woman and Leadership yang dihelat di Hotel Four Point, Surabaya (19/09). Acara yang dihadiri oleh 20 Negara berkembang, anggota Colombo Plan, dan delegasi dari Palestina, Selandia Baru, Nepal, Myanmar, Nigeria, Malaysia menimba informasi seputar pemberdayaan perempuan dari berbagai daerah di Indonesia yang dianggap berhasil menjalankan program pemberdayaan perempuan.
Bupati Ngawi Sharing Pemberdayaan Perempuan di Ajang Internasional. Bupati Ngawi, Budi Sulistyono tampil sebagai narasumber di hadapan delegasi internasional yang hadir. Acara ini dipandu oleh Sridati Anwar Staf Ahli pada Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
Dengan mengenakan batik khas Ngawi Budi Sulistyono paparkan implementasi pemberdayaan perempuan di ajang internasional ini dengan menyampaikan proses implementasi program, komitmen stakeholder terkait dan gagasan kreatif yang diwujudkan. Menurut Kanang, sapaan akrab orang nomor satu di Ngawi ini, dalam rangka peningkatan kesejahteraan dapat diakukan melalui pemberdayaan perempuan dengan Program 3 End (maksudnya Tiga Langkah Akhiri) yakni Akhiri Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), Akhiri Perdagangan Manusia (Human Trafficking), dan Akhiri Kesenjangan Ekonomi.
[quote]
“KDRT bisa dihapuskan dengan cara dicarikan solusi melalui kerjasama dari berbagai lapisan mulai dari Pemerintah Daerah sampai dengan Pemerintahan Desa. Dengan demikian Kabupaten Ngawi membuat berbagai aktualisasi program kreatif, antara lain Rumah Ayem, Omah Adem , Rumah Ceria sebagai wadah mediasi korban kekerasan anak dan kekerasan dalam rumah tangga”, terang Kanang.
[/quote]
Kabupaten Ngawi juga membuat program dalam mengakhiri perdagangan manusia mengadakan sebuah perjanjian dengan PJTKI (Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia) yang kredibel. Dengan demikian TKI /TKW (Tenaga Kerja Wanita) bisa merasa nyaman dan aman serta pemerintah daerah juga bisa memantau perkembangan para TKI/TKW itu sewaktu-waktu. Selain itu, Ngawi juga menyeleksi negara-negara tujuan TKI/TKW agar tidak sampai ke negara-negara yang sering bermaslah dalam memperlakukan TKI/TKW yang bekerja disana khususnya asisten rumah tangga. Ini yang dimaksud program Akhiri Perdagangan Manusia.
Dalam mewujudkan kesejahteraan melalui pemberdayaan perempuan yakni program mengakhiri kesenjangan ekonomi terhadap wanita dengan menciptakan lapangan pekerjaan dan pelatihan kepada para wanita untuk menambah nilai ekonomi dalam keluarga. Tiga Program ini berhasil dilaksanakan karena semua lini dalam pemerintahan slalu mendukung setiap kegiatan yang dilakukan oleh anggota PKK .
Selain program untuk pemberdayaan perempuan, ada pula yang ditujukan bagi anak – anak dalam usaha perlindungan dan kecukupan gizi. Menurut Kanang, ada program orang tua asuh yang memang gencar dilakukan karena ditujukan untuk mengurangi anak yang kurang gizi di Kabupaten Ngawi. Untuk itu beserta jajarannya Bupati mewajibkan bagi setiap Kepala SKPD (Satuan Kerja Pemerintah Daerah) agar menunjukkan kepedulian dan tanggung jawab nyatanya dengan mempunyai anak asuh yang harus dicukupi gizinya setiap bulan sampai tuntas.
Budi Sulistyono di akhir ulasannya mengatakan bahwa dalam meningkatkan kesetaraan gender pihaknya akan mengelompokkan organisasi-organisasi wanita agar tetap bisa bersaing di masa depan dan bertanggung jawab terhadap perkembangan anak di masa depan. (cse)