Salah satu karyawan industri rumahan kripik tempe “Rico” sedang menggoreng dengan cekatan. Foto-Friliya
SADANG – Bicara makanan khas yang ada di Ngawi, pasti yang terbesit dalam pikiran kita langsung mengarah ke salah satu desa yang hampir seluruh warganya memproduksi Kripik Tempe, Desa Sadang, Kecamatan Prandon, Kabupaten Ngawi. Camilan Favorit Kripik Tempe Ngawi.
Berdasarkan data dari Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Dispariyapura) dalam buku pedoman pariwisata “Ngawi Ramah (2013)” menyebutkan, ada sekitar 312 industri rumah tangga yang membuat kripik tempe dari bahan baku kedelai putih. Pemasaran kripik tempe ini juga sudah meluas di berbagai kota seperti Solo, Jogjakarta, Surabaya, Malang, Jakarta, dan masih banyak lagi.
Seperti kita ketahui, bahwa kedelai yang menjadi bahan dasar pembuatan tempe memiliki kandungan protein yang sangat tinggi. Protein sangat dibutuhkan terutama untuk anak yang masih dalam masa pertumbuhan. Selain protein, dalam tempe juga kaya akan kandungan isoflavon, yang dapat mencegah penyakit kanker.
Dua minggu lalu lokasi pembuatan kripik tempe “Rico” Desa Sadang menjadi salah satu venue liputan wisata di salah satu TV swasta Nasional. Lebih dari 20 karyawan yang bekerja di industri rumahan Kripik Tempe “Rico”. Mereka masing – masing memiliki tugas khusus, seperti bagian pembuatan tempe, pemotongan, menggoreng, dan yang terakhir bagian pengemasan.
Seperti slogan kota Ngawi yaitu “Ramah” pun saya juga merasakan keramahan saat baru memasuki area dapur. Ada sepuluh orang di dapur ini yang bertugas menggoreng dan kesemuanya wanita. Banyak berbincang dan ternyata mereka juga berselera humor tinggi.
Baru beberapa menit saya berada di dapur bersama ibu-ibu yang sedang menggoreng kripik tempe. Mata ini rasanya sudah pedih, air mata juga tidak tertahan. Lalu saya membayangkan bagaimana ibu-ibu ini bisa menghadapi asap yang terus mengepul berjam jam.
“Ya pedih mbak, tapi dibetah betahin goreng biar cepet selesai, menuhin pesanan mbak,” terang Sumiatun salah satu karyawan yang bertugas di dapur, spesialis menggoreng.
Tidak kuat berlama-lama, ternyata saya hanya bisa bertahan di dapur sekitar lima belas menit. Salut kepada ibu-ibu yang ada di dapur ini. Semangat mereka sungguh luar biasa.
Hampir setiap harinya para ibu-ibu ini menggoreng 8-10 kilogram kripik tempe, tergantung jumlah pesanan. Kripik tempe “Rico” ini berdiri sejak tahun 1999 dan termasuk salah satu perusahaan kripik tempe lumayan besar di Desa Sadang.
“Alhamdulillah mbak pesanan banyak dan rame, kemarin juga dibikin shooting acara TV,” papar Tini selaku pemilik perusahaan kripik tempe “Rico”.
Kripik tempe adalah makanan khas yang patut kita banggakan dan perkenalkan. Kripik tempe Ngawi merupakan salah satu kripik tempe terenak di dunia, Camilan Favorit. Selain enak dan murah kripik tempe ini mempunyai kandungan protein yang tinggi. Karena tanpa bahan pengawet kerenyahan kripik tempe hanya bisa bertahan maksimal satu bulan.(Friliya)