PALU — Gempa di Sulawesi Tengah berkekuatan 7.4 SR dan diikuti dengan tsunami dengan ketinggian mencapai 7 meter yang terjadi pada hari Jumat (28/09/2018) lalu di Palu, Donggala, dan sekitarnya menyisakan trauma bagi masyarakat yang ada di sana.
Ribuan korban meninggal dikabarkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), puluhan ribu orang mengungsi ke posko-posko yang tersebar di berbagai wilayah.
Niken Dwi Safitri, warga asli Ngawi yang saat ini tengah berada di Palu menyampaikan ceritanya kepada redaksi KampoengNgawi. Sosok ibu satu anak ini berhasil menjawab pesan dari redaksi di hari ketiga setelah gempa terjadi karena putusnya komunikasi.
“Kakak-kakak, adik-adik, dan teman-teman, terimakasih atas doanya, saya dan putri saya Alhamdulillah selamat, Allahuakbar,” ujar Niken yang membalas pesan redaksi.
Cerita Niken yang Masih Terus Dihantui Getaran Gempa di Palu. Meski ia dan putrinya tidak terluka, namun trauma yang dirasakan sungguh luar biasa. Mental istri dari salah satu prajurit TNI Angkatan Darat yang sedang bertugas di Maluku ini tetap berupaya menenangkan ibu-ibu yang lain, yang sudah mulai jenuh, putus asa karena suami-suami yang bertugas di daerah lain.
“Getaran demi getaran masih terus menghantui tidur kami dan anak-anak kami. Namun juga berusaha menenangkan ibu-ibu lain yang sudah mulai jenuh putus asa karena suami mereka bertugas di Ambon,” terangnya.
Sementara itu, berbagai komunitas, organisasi, dan instansi di Ngawi sudah mulai melakukan penggalangan dana terkait dengan bencana yang terjadi di Sulawesi Tengah ini. Terlihat dari pantauan redaksi, ada dari mahasiswa Ngawi, komunitas sablon Ngawi, Forum Silaturrahmi Mahasiswa Ngawi, lembaga KampoengSmuda, dan beberapa lainnya telah menggalang dana kepedulian.
Termasuk redaksi KampoengNgawi pun demikian halnya, membuka donasi kepedulian bekerjasama dengan KampoengEdukasi yang fokus pada program trauma healing bencana. Silakan bisa menyampaikan donasi terbaik Anda ke Rek BNI 0714120487 atas nama Kampoeng Inspirasi Negeri. (kn/cse)