Sejumlah fraksi di DPRD Kabupaten Ngawi menilai jika pada RAPBD 2015 ada pemborosan di sejumlah titik. Karena itu, mereka meminta gara pihak eksekutif memangkas belanja pegawai.
Dari data yang diperoleh pihak DPRD setempat, beban belanja pegawai pada RAPBD 2015 mencapai 60,27 persen dari estimasi RAPBD sebesar Rp1,7 triliun. Hal itu dianggap belum pas, seperti dilansir BeritaJatim hari ini (28/11).
“Belanja pegawai naik bila dibandingkan dengan tahun 2014. Karena itu, kami meminta ada penjelasan dan kalau perlu yang tidak efektif dipangkas,” ujar Ketua Fraksi Gerindra Nasional, Suntoro, Jumat (28/11/2014).
Ia menjelaskan, dalam RAPBD 2015, terinci untuk belanja tidak langsung sebesar Rp1,2 triliun. Yang terdiri dari belanja pegawai mencapai Rp1,41 miliar, belanja subsidi sebesar Rp1,5 miliar, belanja hibah Rp36,4 miliar, juga belanja bagi hasil kepada provinsi kab/kota dan Pemdes Rp4,8 miliar.
Kemudian, belanja bantuan keuangan kepada provinsi kab/kota, Pemdes dan partai politik Rp 137,95miliar, serta belanja tidak terduga sebesar Rp1,3 miliar. Sedangkan pada belanja langsung hanya dialokasikan sebesar Rp 530,9 miliar. Meliputi, belanja gaji sebesar Rp21,1 miliar, belanja barang dan jasa Rp271,9 miliar, dan belanja modal Rp 237,8 miliar.
Menurut perwakilan Fraksi PKS, Siswanto, seharusnya belanja langsung lebih ke belanja modal. Karena itu, RAPBD 2015 Kabupaten Ngawi harus diperbaiki sebelum ditetapkan. Pihak DPRD juga mengritisi proporsi belanja pegawai yang masih terus mengalami peningkatan pada RAPBD 2015.
Sementara itu, Bupati Ngawi Budi Sulistyono, mengatakan, peningkatan belanja pegawai pada RAPBD Kabupaten Ngawi tahun anggaran 2015 disebabkan oleh gaji pegawai yang naik sebesar 6 persen.
“Penyebabnya antara lain, kenaikan gaji sebesar 6 persen, kenaikan askes PNS dari 2 persen menjadi 3 persen, gaji CPNS K2 sejumlah 209 orang, dan pengangkatan PNS K1 sejumlah 55 orang,” terang Budi.
Sedangkan penyebab belanja modal lebih rendah dari belanja barang dan jasa, karena belanja barang dan jasa didominasi oleh belanja pakai habis dalam rangka pelayanan kesehatan puskesmas dan RSUD dr Soeroto, serta hibah barang kepada masyarakat.