NGAWI — Porang yang dalam bahasa latin disebut dengan Amorphophallus muelleri Bl merupakan tanaman penghasil umbi yang dapat dikonsumsi. Tanaman ini juga masih satu kerabat dengan suweg dan walur, karena memiliki kemiripan dalam penampilan dan manfaatnya.
Tanaman ini memiliki ciri berupa batangnya tegak, lunak, halus, berwarna hijau, bercak warna putih, serta satu batang yang tegak lurus biasanya akan terbagi menjadi tiga batang sekunder dengan beberapa tangkai daun.
Ukuran porang bisa mencapai 1,5 meter, tetapi tergantung dari umur dan tingkat kesuburan tanah. Umbi porang terdiri dari dua macam, yaitu umbi batang yang berada di dalam tanah dan umbi katak yang terdapat pada setiap pangkal cabang atau tangkai daun.
Pembudidayaan tanaman porang tidaklah sulit. Ada beberapa faktor yang dikutip oleh penulis dari beberapa sumber yang bisa dipertimbangkan dalam pembidayaan tanaman ini, di antaranya adalah:
- Jenis dan tingkat keasaman tanah. Di mana tanaman ini akan lebih baik ditanam pada tanah yang gembur dan tidak tergenang air dan dengan pH tanah berkisar 6-7.
- Perhatikan kerapatan tanaman dilingkungan porang akan ditanam, karena tanaman porang membutuhkan tanaman lain untuk tumbuh.
- Jenis tanaman yang baik untuk menjadi inang dari tanaman porang adalah pepohonan, seperti mahoni dan jati, serta tanaman sejenisnya.
- Tanaman porang sangat baik ditanam pada musim penghujan.
Setelah mengetahui faktor yang perlu diperhatikan ketika akan membudidayakan porang, selanjutnya untuk cara penanaman porang sendiri cukup mudah, yaitu dengan memasukkan bibit tanaman porang yang sudah disiapkan ke dalam lubang tanaman yang telah disiapkan.
Perlu diperhatikan bahwa letak bakal tunas tanaman porang harus menghadap ke atas, kemudian pada setiap lubang tanah yang sudah disiapkan tersebut harus diisi satu bibit porang dengan jarak penanaman 1×1 meter.
Setelah selesai, tutup kembali lubang dengan tanah minimal setebal 3 cm. Untuk perawatanya, dapat dilakukan pemupukan satu tahun sekali, serta untuk pupuk yang bisa digunakan adalah pupuk urea dan SP 36.
Pengolahan umbi tanaman porang dilakukan untuk mendapatkan komponen Glukomanan-nya dan untuk produk porang yang biasanya diolah untuk dipasarakan adalah chips, tepung porang, dan tepung glukomanan.
Tepung porang dapat diolah menjadi bahan pangan, seperti konnyaku (mirip tahu) dan shirataki (berbentuk mie) yang cukup terkenal di Jepang, China, dan Taiwan dan relatif mahal harganya. Sedangkan untuk tepung glukomannan yang kaya akan serat pangan larut air dapat dimanfaatkan sebagai pangan fungsional yang berkhasiat bagi kesehatan.
Dari uraian di atas, pembudidayaan tanaman porang relative mudah. Diketahui bahwa tanaman porang merupakan tanaman asli Indonesia dan sudah sejak lama dikenal dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Bahkan pada masa kependudukan Jepang di Indonesia, tanaman ini sudah digunakan oleh jepang untuk industri mereka.
Provinsi Jawa Timur merupakan pengekspor porang tertinggi di Indonesia. Data ekspor tanaman porang berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) bulan Januari – November 2020 mencapai US$ 24.921.647,45 dengan jumlah 8.665.599,79 Kg. Mayoritas ke Korea Selatan, Jepang, China, Vietnam, dan Taiwan.
Dengan melihat data tersebut, masyarakat di Ngawi mempunyai peluang yang besar dalam budidaya porang. Selain dapat menambah penghasilan dari sektor pertanian, juga dapat dijadikan sebagai referensi pengembangan objek wisata.
Diketahui bahwa akhir-akhir ini banyak daerah di kabupaten Ngawi yang berlomba-lomba dalam mengembangkan pariwisata lokalnya. Tentunya hal ini dapat meningkatkan laju ekspor Indonesia khususnya dari kabupaten Ngawi.
Sebelum masuk ke dalam perdagangan internasional melalui ekspor, ada beberapa faktor yang mesti diperhatikan, antara lain: inflasi, pendapatan nasional, kebijakan pemerintah, dan nilai tukar mata uang (kurs) baik dari negara tujuan ekspor maupun dari negara pengeskspor.
Faktor-faktor tersebut akan berpengaruh terhadap pendapatan dari kegiatan transaksi perdagangan melalui ekspor dan impor, misalnya ekspor porang dilakukan dengan menggunakan mata uang dollar, jika nilai dollar menguat terhadap mata uang lokal, maka harga dari komoditi ekspor tersebut akan semakin tinggi ketika dikonversi dalam mata uang local (rupiah).
Seharusnya dengan melihat potensi daerah di kabupaten Ngawi, tentu bisa lebih mengoptimalkan lagi potensi yang ada utamanya pertanian dengan mencoba membudidayakan tanaman porang dengan membidik pasar internasional.
__
Ditulis oleh : Bagus Laksono, Mahasiswa Akuntansi Transfer Universitas Sebelas Maret Surakarta.