Apel Peringatan Hari Santri Nasional 2017. Kemandirian Santri dalam Memperkokoh NKRI. Foto-Hanifah
Tema besar “Santri Mandiri NKRI Hebat” menjadi tajuk global peringatan Hari Santri Nasional 2017. Tak terkecuali yang tengah berlangsung di kabupaten Ngawi, tema tersebut diimplementasikan dalam serangkaian acara yang dikonsep panitia Hari Santri Nasional (HSN) Kabupaten Ngawi menjadi tujuh kemandirian santri. Kegiatan Jambore Sakoma, ziarah makam auliya’ ulama Ngawi, pengobatan gratis, bekam, dan donor darah, santunan kaum dhuafa, Ijazah Kubro dan gemblengan keilmuan hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari (Pendiri NU) oleh al-Mujiz KH. Thuhri asal Bojonegoro, do’a dan dzikir bersama di pendopo Wedya Graha, fashion show dan bazar, serta puncak acara pada apel dan kirab santri nusantara yang diikuti 20.000 santri 129 lembaga.
Tujuh kemandirian santri tersebut menandakan langkah matang panitia dalam mengonsep HSN lebih spektakuler dari pada 2 perayaan sebelumnya. Berbagai inovasi dan inspirasi disuguhkan dengan memperkuat spirit “Meneguhkan peran Santri dalam bela Negara, Menjaga Pancasila dan NKRI”. Tentunya dapat memberikan pengajaran islam moderat, tentang makna Nasionalisme, Hubbul Wathon minal Iman, sekaligus mengajarkan bagaimana menjadi santri yang baik dan peranannya terhadap tanah air. Semangat demikian ini sekaligus mewakili respon apresiatif masyarakat Ngawi dalam memeriahkan peringatan hari santri sebagai momen penting 22 Oktober atas sejarah panjang kemerdekaan tanah air Indonesia.
Hal ini mendasar pada keputusan ijtihad NU pada muktamar NU ke-11 di Banjarmasin 1936, hasil muktamar tersebut memutuskan bahwa negara dan tanah air Indonesia yang masih dijajah Belanda wajib dilestarikan berdasarkan hukum fiqh Islam, resolusi jihad juga menegaskan bahwa mempertahankan kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945 harus dipertahankan dan dibela. Spirit demikian ini yang kemudian menjadi landasan ideologis penerapan peringatan hari santri sebagai wujud peneguhan atas keutuhan NKRI.
Puncak Apel dan Kirab santri nusantara dipimpin langsung oleh Bapak Wakil Bupati Ngawi, Ony Anwar, ST selaku pembina sekaligus membuka puncak acara, Minggu (22/10/2017). Tidak hanya itu, puncak HSN kabupaten Ngawi turut dilengkapi dengan berbagai performa 100 tari sufi dan aksi bela diri Santri Silat Pagar Nusa Ngawi. Terpusat di alun-alun merdeka ngawi.
Harapannya, momen 22 Oktober sebagai peringatan hari santri tidak hanya menjadi simbol selebrasi belaka, tapi juga upaya dan ijtihad nyata kontribusi santri terhadap peran keagamaan, kemanusiaan, dan kebangsaan. Tentunya adalah melanjutkan estafet perjuangan pahlawan dalam menjaga keutuhan NKRI dan
melestarikan esensi islam rahmat semesta alam yang identik dengan moderatisme dan nasionalisme.
[infobox style=’regular’ static=’1′]
Ditulis oleh : Khoirul Anam – Ketua PC. IPNU Kabupaten Ngawi sekaligus mahasiswa Manajemen Pendidikan Islam semester 5 Fakultas Tarbiyah. IAI Ngawi.
[/infobox]