NGAWI – Banjir yang melanda 6 kecamatan di kabupaten Ngawi selama lebih dari 4 hari mulai hari Rabu (06/03/2019) merendam sawah siap panen seluas hampir 1.400 hektar.
Dari luasan sawah ini, ditaksir oleh Dinas Pertanian kabupaten Ngawi, kerugian petani mencapai Rp 33,2 miliar.
Kepala Dinas Pertanian Ngawi Marsudi, menjelaskan bahwa sawah-sawah yang terendam banjir di 6 kecamatan itu kebanyakan tanaman padinya berusia 80-90 hari setelah tanam (HST). Ia merinciluas lahan pertanian yang terdampak banjir kali ini mencapai sekitar 1.200 hektar.
“Sekitar 171,5 hektar sudah semai dan tanam dengan usia padi kira-kira 1-25 hari, sisanya sudah siap panen,” ujarnya sebagaimana data dari tim lapangan yang telah melakukan survey.
Apabila dihitung dalam satu hektar lahan menghasilkan tujuh ton gabah basah dengan harga kisaran Rp 4.000 per kilogram, kerugian yang timbul mencapai Rp 28 juta. Jika ini dikalikan luasan yang mencapai 1.200 hektar, kerugian mencapai puluhan milyar.
“Sayangnya, hanya sebagian kecil yakni sekitar 10 hektar yang telah diasuransikan. Itupun klaim asuransinya hanya menggantikan biaya produksi sebesar Rp 6 juta per hektar,” terangnya.
Lebih lanjut Marsudi juga memberikan keterangan bahwa asuransi berlaku jika kondisi tanaman dinyatakan rusak atau puso.
“Pihak Dinas akan membantu untuk pencairan asuransi bagi yang memenuhi syarat,” tegasnya.
Kerugian Petani Ngawi Akibat Banjir Ditaksir Mencapai Puluhan Milyar. Dengan kondisi banjir yang merendam selama lebih dari dua hari, padi-padi yang roboh jelas dipastikan telah rusak. Beberapa yang masih tegak, kemungkinan masih bisa dipanen namun harganya pasti anjlok. (kn/cse)