Ing saben neng lor kreteg ngunengan.
Abot rasane wong pepisahan.
Langgam campursari yang diciptakan [tooltip title=”Artis Lokal Ngawi bernama asli Poeryanto”]Dalang Pur[/tooltip] ini telah melambungkan nama Kreteg Ngunengan. Namun hanya sedikit yang tahu jika Kreteg Ngunengan ini ada Ngawi, Jawa Timur.
Kreteg Ngunengan (Jembatan Ngunengan) adalah salah satu jembatan yang membentang di atas sungai Bengawan Solo yang menghubungkan brang lor (seberang utara) dengan brang kidul (seberang selatan). Kreteg Ngunengan Ngawi sebenarnya sudah dimulai pembangunannya sejak sebelum tahun 1930an. Yang kemudian dilanjutkan oleh pemerintah Indonesia sejak 1988 hingga 1990an (data valid nya belum dilakukan kroscek ke pemerintah daerah).
Kreteg Ngunengan Ngawi memiliki peran penting dalam menghubungkan beberapa daerah meliputi Ngawi Kota, Kelurahan Karangtengah dengan brang lor (seberang utara) yakni Dusun Ngunengan-Desa Selopuro, Dusun Dumplengan yang jalannya menuju Kabupaten Blora melewati kawasan pegunungan Kendheng. Setelah dibangun jembatan ini, daerah seberang utara Ngawi menjadi wilayah yang tidak lagi terisolir.
Dalam pembangunannya, Kreteg Ngunengan memiliki sejarah yang panjang. Pemerintah Hindia Belanda sebelum tahun 1930an sempat membangun konstruksi beton dan memperoleh satu plengkung (satu set) bagian jembatan, namun pembangunan dihentikan karena menurut perhitungan dari Belanda masih lebih menguntungkan jika membangun jembatan Dungus (lama) yang melintasi bengawan Madiun dan membangun jalan Karangasri menuju Bojonegoro-Padangan-Cepu apabila ingin pergi ke Blora.
Apabila kita ingin melihat bukti pembangunan yang sudah dimulai oleh Belanda, sampai saat ini masih ada bekas kontruksi plengkung jembatan. Yaitu tepat sebelah barat Rumah Sakit Umum dr. Soeroto Ngawi. Ada jalan ke utara hingga mentok ada bekas bangungan jembatan Ngunengan yang lama.
Tulisan Asli dari Gus Ndiwek (Sigit Marbangun) dalam bahasa Jawa.
Editor : KampoengNgawi