NGAWI — Sampah plastik memang selayaknya untuk diolah kembali karena sukar diuraikan. Sampah yang sering membuat masalah, tentunya perlu penanganan yang tepat agar tidak menjadikan polusi terhadap bumi atau dampak yang tidak baik lainnya.
Salah satu inovasi yang dikembangkan oleh mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) akhir-akhir ini adalah sebuah Tempat Sampah Bakar dan Potong Otomatis yang diberi nama Autoplasbin. Salah satu pengembangnya adalah Ardhi Kamal Haq, mahasiswa asal Kabupaten Ngawi.
Ardhi merupakan mahasiswa Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) UGM angkatan 2016. Bersama 2 orang temannya, ia berhasil membuat autoplasbin melalui Program Kreativitas Mahasiswa bidang Karsa Cipta (PKM-KC) UGM dan memperoleh dana hibah penelitian dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia.
Seperti uraian yang ia sampaikan, tempat sampah ini secara khusus dirancang dengan pembakaran plasma di dalamnya sehingga mampu melelehkan dan memperkecil volume sampah plastik dan styrofoam yang dibuang.
“Tempat sampah yang dilengkapi dengan sensor inframerah ini mampu mendeteksi adanya sampah yang masuk serta mengetahui tingkat pembakaran di dalamnya,” jelas pemuda kelahiran Mei 1998 itu.
Penambahan sensor ini, lanjutnya, ditujukan agar pembakaran plasma terjadi hanya jika ada sampah yang dimasukkan kedalam tempat sampah. Dengan begitu, bisa menghemat penggunaan energi listrik. Bentuk tempat sampah ini dirancang dengan cerobong asap untuk mengeluarkan asap hasil pembakaran.
Mahasiswa Asal Ngawi Ini Kembangkan Tempat Sampah Bakar dan Potong Otomatis. Dari hasil wawancara tim redaksi KampoengNgawi.com, putra pasangan Muson Asngari dan Munifah Effendi ini bercita-cita menjadi seorang peneliti bidang Fisika atau menjadi Dosen. Untuk itu ia ingin kuliah dulu hingga jenjang S3.
“Dengan adanya inovasi ini, sampah di Indonesia dapat disalurkan dengan baik serta diolah dengan benar agar tidak mencemari lingkungan,” harap pemuda berkacamata yang beralamat di Jalan Baiturrohman Beran ini.
Secara umum, dengan adanya alat ini, diharapkan bisa memudahkan masyarakat dalam mengatur jumlah sampah plastik dalam tempat sampah dan dapat lebih mudah untuk ditindaklanjuti selanjutnya karena volumenya sudah diperkecil. (kn/cse)