NGAWI — Air bengawan Solo yang melintas di wilayah kabupaten Ngawi nampak menghitam. Meskipun tidak berbau kondisi tersebut membuat ikan-ikan menjadi “teler” sehingga kemudian mati.
Menghitamnya air bengawasn Solo ini sebenarnya sudah menjadi perhatian dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) kabupaten Ngawi yang telah melakukan pengecekan kadar kualitas air dan melaporkannya kepada pihak terkait.
DLH Ngawi melalui Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup (PPKLH) Heri Purnomo mengaku telah mengirimkan laporan kepada Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS), Balai Pengelolaan Sumber Daya Air (BPSDA), serta DLH Provinsi Jawa Timur.
“Yang terjadi saat ini, airnya memang keruh, cuman tidak berbau,” terang Heri kepada media, Selasa (13/10/2020).
Menurut Heri, hal tersebut disebut karena adanya hujan yang ada di hulu dan kemungkinan dibarengi dengan pembuangan limbah oleh pabrik-pabrik yang ada di hulu.
“Tentunya hal ini akan mempengaruhi kualitas air yang ada di bengawan Solo, meskipun dari kadar kualitas air tidak membahayakan manusia,” imbuh Heri.
Heri juga mengimbau kepada para penguasa pemilik pabrik untuk memperhatikan adanya limbah industri tersebut dan berupaya melakukan pengolahan limbah dengan lebih baik agar tidak mencemari air bengawan Solo.
Dengan laporan yang dibuat oleh DLH Ngawi terkait kondisi air bengawan Solo, diharapkan bisa diteruskan kepada pihak-pihak yang berwenang agar kondisi yang sudah menjadi problem klasik
beberapa tahun ini bisa teratasi.
Dari sisi antisipasi pengurangan pencemaran khususnya di wilayah Ngawi, DLH Ngawi telah melakukan beberapa hal seperti membangun Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan reaktor biogas.
Sedikitnya sudah ada 4 IPAL dan 15 reaktor biogas yang saat ini dibangun untuk pengelolaan limbah industri sebelum dibuang ke sungai. (cse)