Panen Raya Ngawi Bersama Menteri Pertanian RI. Panen Raya Kabupaten Ngawi tahun ini kembali memiliki kesan tersendiri. Hal disebabkan hadirnya Menteri Pertanian (Mentan) RI, Andi Amran Sulaiman yang berkenan turun langsung bersama-sama melakukan panen raya didampingi Bupati Ngawi Budi Sulistyono di Desa Geneng Kecamatan Geneng, Kabupaten Ngawi, Rabu (25/2).
Melansir dari NgawiKab informasi resmi dari Humas Kabupaten Ngawi, Kehadiran Mentan RI ini tentu saja dapat dipahami sebagai bentuk perhatian dan dukungan yang serius bagi tercapainya kedaulatan pangan yang telah dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo, beberapa waktu yang lalu. Panen raya pertama di tahun 2015 ini dihadiri juga Wakil Bupati Ngawi Ony Anwar, Sekda Ngawi Siswanto, Dandim Ngawi Sugiono, dan Kepala Dinas Pertanian Propinsi Jawa Timur serta pejabat tinggi lainnya.
Pada masa panen kali ini, para petani di lokasi ini sukses mendapatkan hasil panen mereka hingga 8 ton per hektar gabah kering. Jumlah ini, meningkat 35% dibading dua tahun lalu yang maksimal bergerak di angka 5-6 ton per hektarnya.
Sementara itu, disela-sela panen raya tersebut, Menteri Pertanian Amran Sulaiman ketika dikonfirmasi seputar fenomena harga beras yang melonjak beberapa waktu terakhir ini, menyatakan bahwa melonjaknya harga beras sekarang ini diyakininya bukan disebabkan oleh kekurangan beras di dalam negeri. Justru dalam pantauannya di lapangan, beras maupun gabah kering giling tercatat cukup melimpah. Lebih-lebih saat ini sebagian besar petani sedang memasuki panen raya dimana harga jual padi di tingkat petani menurutnya sudah cukup bagus.
Doktor Pertanian Unhas ini kemudian melanjutkan bahwa kalau harga beras di perkotaan mencapai Rp 12.000 per kilogram, mestinya harga gabah di tingkat petani bisa mencapai Rp 9 .000 per kilogram. Namun kemyataan yang ada menunjukkan bahwa harga gabah di petani hanya Rp 4.500 hingga Rp 4.700 per kilogram, sehingga seharusnya menurut Amran harga normalnya berkisar antara Rp. 6.000 sampai Rp. 7.000. ”Itu berarti tingginya harga beras ini bukan akibat kekurangan (pasokan) beras tersebut, namun sangat dimungkinkan diduga akibat ada permainan atau bisa jadi ada mafia perberasan !” tegasnya.
Untuk meningkatkan produksi padi, jelas Amran, kementerian yang dipimpinnya terus meningkatkan bantuan ke daerah khususnya bagi kelompok tani dengan nilai bantuan mencapai Rp 22 triliun. Kabupaten Ngawi merupakan salah satu daerah yang mendapatkan bantuan tersebut. Seperti telah diberitakan beberapa waktu yang lalu, kelompok tani di Kabupaten Ngawi turut mendapatkan bantuan ALSINTAN berupa Hand-Traktor serta bantuan perbaikan irigasi pertanian di Desa Legundi Kecamatan Karangjati dalam rangka revitalisasi pengairan areal sawah sekitar 850 hektar sawah.
Sementara itu, Bupati Ngawi Budi Sulistyono menerangkan bahwa Kabupaten Ngawi memiliki lahan pertanian seluas 51 ribu hektar dengan kapasitas produksi 6,4 ton per hektarnya sekali panen. Sehingga, secara kalkulasi normal tahunan, produksi padi dari Kabupaten Ngawi dapat mencapai 800 ribu ton Gabah Kering Giling (GKG). Secara regional di Provinsi Jawa Timur, produksi beras Kabupaten Ngawi memilki andil 6% dari total produksinya per tahun (12 juta ton).
Bupati Ngawi juga menyatakan kesiapan daerahnya untuk meningkatkan tambahan total produksi pangan hingga 15 persen (dari sekitar 800 ribu ton/tahun menjadi 950 ribu ton/tahun GKG) pada tahun 2015. Sehingga untuk mencapai target tersebut perlu adanya upaya serius seperti adanya saluran irigasi yang baik. “Selain bendungan Desa Legundi, ada 16 titik lain yang harus diselesaikan” lanjutnya.