NGAWI — Dua pemateri ahli dihadirkan dalam Pelatihan Peningkatan Kapasitas Entrepreneur Ekonomi Kreatif kabupaten Ngawi yang digelar di RM Hj. Maimun, Kamis (14/11/2019).
Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga khususnya bidang Ekonomi Kreatif mendatangkan Akhmad Nasution, S.T., Founder dan CEO Ailani Food, serta pengusaha pebisnis online yang sukses mengelola produk melalui marketplace Umi Tursini, PH.D.
Akmad Nasution memaparkan revolusi industri yang dalam sejarah manusia memang sudah terjadi dan biasa disebut industry 4.0. Baginya, era ini menuntut para pelaku usaha bertindak lebih baik, lebih cepat, lebih kreatif serta lebih luas. Jangkauan media sosial lebih luas dibandingkan jangkauan promosi para pelaku usaha yang masih menggunakan sistem door to door.
“Kita semua dituntut menguasai teknologi dan itu sebuah keharusan bagi semua pelaku usaha,” tegasnya.
Selain itu Akhmad Nasution juga memperkenalkan beberapa bisnis yang awalnya dianggap tidak mempunyai harga jual, namun dengan penguasaan teknologi serta keuletan dalam pemasaran bahkan tanpa keluar rumahpun seorang pelaku usaha bisa menghasilkan uang.
“Semuanya bisa dijual, seorang pelukis karikatur, tak pernah keluar kamar, tetangga bilang ia pengangguran, tapi ternyata ia bisa beli rumah seharga 2 M,” ungkapnya kepada peserta.
Pemateri Dorong Peserta Pelatihan Peningkatan Kapasitas Entrepeneur Ngawi Melek Teknologi. Senada dengan Akhmad, pemateri kedua Umi Tursini juga sangat mempertimbangkan kemampuan para pelaku usaha yang harus melek teknologi.
“Kami di sini hanya mengajak peserta yang melek teknologi saja, bila ada pelaku usaha yang tidak melek teknologi, saya tidak menyarankan untuk ikut pelatihan, bisa berkolaborasi dengan orang lain yang paham teknologi, karena teknologi adalah kunci utama kesuksesan kami,” tegas City Leader of Malang Lazada Club tersebut.
Ia juga menjelaskan akan sangat percuma bila tips tentang peningkatan entrepreneur dalam pemasaran produk secara online, namun peserta dirasa masih gagap teknologi.
Lebih lanjut, Umi merinci berbagai keuntungan bila berjualan di E-commerce, antara lain jangkauan pasar lebih luas, hemat biaya, waktu fleksibel, bisa dikelola sendiri.
“Ada cara memotret produk yang efektif, sebaiknya bisa mengambil gambar produk dengan background kontras, putih misalkan, gambar fokus dan tidak blur,” ujarnya.
Menyertakan deskripsi terkait barang yang dijual, manfaat atau fitur produk lebih ditonjolkan adalah salah satu kelebihan, sehingga penjual dinilai lebih detil dalam menyampaikan informasi.
Sementara itu, Yoyok Sulistyanto, Kepala Bidang Ekonomi Kreatif Disparpor Ngawi menyampaikan bahwa selama ini yang menjadi kendala utama pelaku usaha di Ngawi adalah penguasaan teknologi.
Menurutnya, rata-rata pelaku usaha di Ngawi sudah berusia lanjut, belum paham terkait cara pengambilan gambar produk agar terlihat menarik. Melalui pelatihan tersebut, pihaknya berharap agar peserta mampu meningkatkan daya jual dengan menguasai teknologi. (fri/cse)