Jakarta – Sejak debat capres kedua, ada yang berbeda di layar televisi. Ada kotak persegi kecil di sudut kiri bawah berisi orang yang memperagakan bahasa isyarat. Mereka tampil atraktif dengan tangan gesit dan mimik ekspesif. Bagaimana kisah di balik penerjemah bahasa isyarat itu?
Setelah timbul protes dari penyandang disabilitas terkait debat capres pertama, Komisi Pemilihan Umum (KPU) bekerja sama dengan Gerakan untuk Kesejahteraan Tunarungu Indonesia (Gerkatin) untuk menyediakan penerjemah bahasa isyarat di debat kedua dan seterusnya.
Di arena debat, penerjemah bahasa isyarat ini ditempatkan di bilik kecil di dalam ruangan debat, dilengkapi dengan kamera yang menyorotnya serta monitor untuk mengetahui gerakan bahasa isyarat.
“Kemarin biliknya di dekat operator,” tutur salah satu penerjemah bahasa isyarat dari Gerkatin, Pinkan CR Warouw, saat berbincang dengan detikcom yang ditulis Selasa (24/6/2014).
Durasi debat capres dibagi 6 segmen, jadi Gerkatin menyediakan 6 penerjemah bahasa isyarat untuk tiap Debat Capres. Masing-masing penerjemah mendapatkan jatah 1 segmen. Di bilik itu, mereka bekerja diawasi oleh guru atau penasihat dari orang tunarungu untuk mengawasi.
“Kerjanya tandem ya. Tiap segmen 1 orang penerjemah, plus di situ ada seorang guru atau penasihat dari orang tuli untuk melihat kalau ada yang salah langsung dicatat,” tuturnya.
Penerjemah bahasa isyarat yang digunakan Gerkatin khusus memakai bahasa isyarat Indonesia (Bisindo). Dari Wikipedia, disebutkan ada beberapa bahasa isyarat, selain Bisindo ada bahasa isyarat Amerika dan bahasa isyarat Inggris.
Lantas bagaimana penerjemah bahasa isyarat mengikuti ritme Debat Capres yang cepat itu? “Ini sangat stressfull ya, karena kami diharuskan menjaga kenetralan,” jawabnya.
Saat meneken kerja sama dengan KPU, Gerkatin disumpah netral di hadapan perwakilan dua peserta Pilpres. “Kami ada sumpah jabatan. Kami disumpah di depan kedua kubu disaksikan KPU, selain kode etik interpreter. Kami disumpah lho, takut sama Tuhan,” tutur perempuan yang sudah belajar bahasa isyarat selama 15 tahun ini.
|DetikPemilu