“Berdasarkan survei kami pada medio April 2024, elektabilitas Bayu sebagai bakal calon wali kota sudah di angka 8,7 persen. Dia potensial melawan Eri Cahyadi,” kata Baihaki, dalam keterangan yang diterima di Surabaya, Sabtu.
Baihaki menyatakan angka elektabilitas 8,7 persen masih terbilang bagus, sebab masa kampanye Pilkada 2024 masih belum dimulai.
Lebih lanjut, kata dia, elektabilitas itu diprediksinya meningkat saat nantinya Bayu turun melakukan sosialisasi hingga memasang alat peraga kampanye.
“Jika Bayu turun dua bulan ini saja, dengan memasang baliho dan aktif sosialisasi di media sosial, maka elektabilitasnya berpeluang besar naik drastis dan kompetitif melawan Eri,” ujarnya.
Selain itu, faktor penguat lainnya adalah posisi Bayu Airlangga sebagai Ketua Projo Jawa Timur yang menjadi salah satu motor penggerak kemenangan Prabowo-Gibran di provinsi setempat.
“Bayu merupakan figur yang bergerak dengan senyap. Di belakang Bayu ada sosok Pakde Karwo yang merupakan mentor politiknya dan politikus gaek yang diperhitungkan di Jawa Timur,” kata Baihaki.
Baihaki menambahkan modal politik yang dimiliki Bayu bisa memunculkan daya tawar bagi para partai politik, khususnya di Koalisi Indonesia Maju (KIM).
“Bayu ini terobosan bagus untuk KIM, di figur muda, asli Surabaya, dan punya pengalaman di legislatif,” tuturnya.
Selain Golkar, saat ini sudah ada beberapa partai politik yang mulai melayangkan isyarat menjadikan Bayu Airlangga sebagai figur bakal calon kepala daerah di Surabaya, yakni Gerindra, PSI, dan PKS.
Jika berkoalisi, maka keempat partai itu sudah memiliki total 23 kursi. Jumlah itu cukup membentuk poros baru Pilkada Surabaya menyaingi PDI Perjuangan.