Kabupaten Ngawi adalah sebuah wilayah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibukotanya adalah Ngawi. Kota kabupaten ini terletak di bagian barat Provinsi Jawa Timur yang berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Tengah. Kata Ngawi berasal dari berasal dari kata “awi” yang selanjutnya mendapat tambahan huruf sengau “ng” menjadi “ngawi”, bahasa Sanskerta yang berarti bambu.
Dulu Ngawi banyak terdapat pohon bambu. Seperti halnya dengan nama-nama di daerah-daerah lain yang banyak sekali nama-nama tempat (desa) yang di kaitkan dengan nama tumbuh-tumbuhan. Seperti Ngawi menunjukkan suatu tempat yang di sekitar pinggir Bengawan Solo dan Bengawan Madiun yang banyak ditumbuhi bambu. Apabila diperhatikan, di Indonesia khususnya jawa, banyak sekali nama-nama tempat (desa) yang dikaitkan dengan flora, seperti : Ciawi, Waringin Pitu, Pelem, Pakis, Manggis dan lain-lain.
Secara geografis Kabupaten Ngawi terletak pada posisi 7° 21’ – 7° 31’ Lintang Selatan dan 110° 10’ – 111° 40’ Bujur Timur. Topografi wilayah ini adalah berupa dataran tinggi dan tanah datar. Tercatat 4 kecamatan terletak pada dataran tinggi yaitu Sine, Ngrambe, Jogorogo dan Kendal yang terletak di kaki Gunung Lawu.
Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Grobogan, Kabupaten Blora (keduanya termasuk wilayah Provinsi Jawa Tengah), dan Kabupaten Bojonegoro di utara, Kabupaten Madiun di timur, Kabupaten Magetan dan Kabupaten Madiun di selatan, serta Kabupaten Sragen (Jawa Tengah) di barat. Bagian utara merupakan perbukitan, bagian dari Pegunungan Kendeng. Bagian barat daya adalah kawasan pegunungan, bagian dari sistem Gunung Lawu (3.265 meter)
Ngawi sebagai kabupaten juga memiliki beberapa tarian yang bisa dijadikan potensi budaya seperti di bawah ini :
- Tari Orek-Orek => Tari ini sebenarnya berasal dari daerah Jawa Tengah yang kemudian di kembangkan di Kabuapten Ngawi. Merupakan tarian dengan gerak dinamis dengan pemain terdiri dari pria, wanita berpasangan. Menggambarkan muda-mudi masyarakat desa yang sehabis kerja berat gotong royong, melakukan tarian gembira ria untuk melepaskan lelah. Tari dapat dilakukan oleh sepasang muda-mudi atau beberapa pasang secara masal. Tatarias dan kostum meriah dan menarik sehingga menggambarkan keadaan muda-mudi desa yang tangkas dan dinamis.
- Tari Penthul Melikan => Tari ini berasal dari Desa Melikan Tempuran Kecamatan Paron, dimaksudkan untuk menghibur masyarakat Desa pada upacara hari-hari besar. Sebagai rasa syukur dan ungkapan gembira masyarakat desa yang telah berhasil membangun sebuah jembatan, masyarakat sepakat untuk membuat suatu tontonan/hiburan yang menarik dan lucu.
Sesuai dengan keadaan masyarakat pada waktu itu yang serba mistik, mempunyai keyakinan dan kepercayaan tentang kemampuan indra keenam yang memungkinkan seseorang berkomunikasi dengan masa lampau. Bentuk tarian yang berfungsi sebagai media hiburan dan media pendidikan. Para pemain mengenakan topeng terbuat dari kayu, melambangkan watak manusia yang berbeda-beda tetapi bersatu dalam kerja. Diiringi dengan gending jawa yang sedikit mendapat pengaruh reog ponorogo. Gerak tarian diarahkan sebagai lambang menyembah kepadaTuhan Yang Maha Esa, dan mengajak manusia untuk hidup bersatu demi terwujudnya suasana aman dan damai.
- Kesenian Gaplik => Kesenian Gaplik berasal dari Desa Kendung Kecamatan Kwadungan Kabupaten Ngawi, keseniaan ini mempunyai maksud dan tujuan mengusir bala (mala petaka) yang melanda desa. Nama Gaplik diambil dari nama orang yang telah menciptakan dan mengembangkan kesenian tersebut.Kesenian Gaplik dilaksanakan tiap tahun sekali, pada saat dilakukan bersih desa didesa yang bersangkutan, yaitu masa sehabis panen, didahului dengan upacara dimakam,dilanjutkan pentas kesenian Gaplik pada malam harinya, di halaman rumah Kepala Desa. Merupakan pagelaran berbentuk arena terbuka, antara pemain dan penonton saling berdekatan sehingga menimbulkan komunikasi langsung dan lancar antara pemain dan penonton, berdialog sambil berdiri.
- Upacara Adat Tawun (Keduk Beji) => Dilaksanakan di Desa Tawun Kecamatan Padas, yang terkenal dengan Sendang ( kolam alam ) keramat.Dilaksanakan tiap tahun sekali ,hari selasa kliwon setelah panen, sehabis gugurnya daun jati. Merupakan upacara bersih Desa, dengan membersihkan Sendang Tawun dari berbagai macam kotoran, Lumpur dan sampah sehingga air menjadi bening kembali.Dipimpin oleh dua juru selam yang berpakaian sepasang penganten, yang didahului penyajian sesaji mengucapkan doa. Upacara adat ini terdiri dari serangkaian berbagai kegiatan diiringi gending- gending Jawa (Karawitan). Bukan saja untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Yang Maha Kuasa, sekaligus mengenang masa kehidupan dan peranan Ki Ageng Tawun beserta keluarganya.
Demikianlah beberapa potensi budaya yang ada di Ngawi dan semoga bisa menambah pengetahuan kita.. ^_^