Memasuki puncak musim kemarau tahun 2014, puluhan desa di tujuh kecamatan di wilayah Kabupaten Ngawi mengalami kekeringan dan krisis air bersih, diantaranya kecamatan ngawi, pitu, bringin, karang anyar, karang jati, padas, kasreman, bahkan sejumlah desa di kecamatan Ngawi.
Kepala BPBD kabupaten Ngawi Eko Heru Cahyono mengatakan tujuh kecamatan tersebut merupakan wilayah yang tiap tahun mengalami kekeringan, seperti dilansir RRI.
“Ini ada kurang lebih 36 desa kalau tidak ada perpanjangan musim. Kalau musim ini semakin panjang desa kita akan semakin tambah yang mengalami kekeringan. Ngawi sendiri ada dua desa, walaupun namanya kecamatan Ngawi ada di kecamatan kota. Namun wilayahnya ada di hutan dan benar-benar mengalami krisis air bersih. bahkan sampai di provinsi juga heran, kenapa di kecamatan Ngawi kecamatan kota kok ada kekeringan. Tapi setelah saya jelaskan bahwa wilayah kecamatan Ngawi itu luas, ada yang di hutan sana dua desa masih masuk wilayah kecamatan Ngawi”, jelas Eko.
Untuk menanggulangi krisis air bersih, BPBD Kabupaten Madiun bekerjasama dengan PDAM setempat melakukan pengiriman air bersih yang dilakukan secara berkala sesuai jadwal. Hal itu dilakukan karena ada banyak desa yang mengalami kekeringan.
Selain itu di tahun 2015, BPBD Kabupaten Ngawi merencakan akan melakukan perbaikan unsur hara tanah dan pembuatan biopori. BPBD juga akan melibatkan masyarakat dan dinas terkait dalam proyek tersebut. Direncanakan sejumlah desa di kecamatan Pitu akan menjadi pertama dalam pelaksanaan pembuatan 700 biopori.