NGAWI — Meski ada isu kecurangan yang bergulir sejak pengumuman seleksi calon perangkat desa disampaikan oleh panitia, pihak desa Warukkalong tetap melakukan pelantikan perangkat desa terpilih, Senin (03/08/2020).
Pelantikan perangkat desa tersebut memicu adanya unjuk rasa dari para peserta yang tidak terima atas hasil seleksi yang telah diselenggarakan pada 17 sampai dengan 18 Juli 2020 lalu.
Para pengunjuk rasa tesebut mendatangi kantor desa Warukkalong, kecamatan Kwadungan saat prosesi pelantikan yang dilakukan oleh Kepala Desa dan dihadiri para perangkat terkait.
Beberapa poster terpampang di halaman kantor desa Warukkalong yang bertemakan adanya kecurangan proses seleksi, di antaranya kalimat sindiran tentang penguasa tutup mata, serta uang haram tak lagi berdosa.
Koordinator aksi, Habib Sofyan Hermawan menyampaikan bahwa menurutnya, permasalahan yang saat ini terjadi belum usai. Sebab, ia mendapatkan janji dari panitia akan dipertemukan dengan pihak-pihak terkait hingga ada kejelasan.
“Panitia berjanji tidak akan ada pelantikan sebelum masalah ini selesai. Tapi, kenyataannya sekarang dilantik,” ungkap Habib dengan penuh kekecewaan.
Namun demikian, Habib bersama teman-temannya peserta seleksi perangkat desa mengaku hanya bisa pasrah, tidak bisa berbuat banyak terkait kondisi tersebut.
“Biar takdir yang menjawab,” imbuhnya.
Sementara itu meskipun ada pihak-pihak yang masih keberatan, kepala desa (Kades) Warukkalong, Djuwadi menyampaikan bahwa pelantikan harus tetap diselenggarakan. Ia berdalih bahwa sudah menerima rekomendasi dari camat, sehingga jika tidak dilantik, justru akan menyalahi prosedur.
Secara prosedur, dari hasil seleksi panitia, pihaknya sudah menerima berita acara dan telah diteruskan ke kecamatan, serta rekomendasi dari kecamatan telah diberikan dengan memberikan waktu tiga hari untuk melantik perangkat terpilih.
Djuwadi menyarankan kepada para pengunjuk rasa untuk bisa menempuh jalur lain apabila masih merasa keberatan atas hal-hal yang telah ditetapkan tersebut. (cse)