Ngawi, sejak tahun 1980-an terkenal sebagai Bumi Orek Orek. Sebutan ini tidak lepas dari adanya Tari Orek Orek yang tumbuh subur dan berkembang di masyarakat luas.
Hampir disetiap acara baik yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah maupun masyarakat sendiri, tari ini selalu dipentaskan. Tari Orek–orek merupakan tarian dengan gerak dinamis dengan pemain terdiri dari pria, wanita berpasangan.
Orek-orek , pengertian secara etimologinya adalah kesenian tradisional berupa tarian pergaulan yang merupakan perpaduan antara gerak tari dan nyanyian yang diiringi tetabuhan yang cara memukulnya salah satunya dengan dikorek.
Pemain putera dan puteri antara 4 – 10 orang penari sekaligus pemain/ pendukung cerita ( dengan menyesuaikan panggung yang tersedia, dan ini belum termasuk pengiring/ pengrawit )
Gamelan yang dipakai laras slendro, tetapi tidak selengkap gamelan slendro yang ada. Gamelan tersebut biasanya disebut gamelan “ thuk – brul “ ( bhs. Jawa gathuk gabrul ), yang terdiri dari :
- Bonang Barung
- Saron Penerus
- Kendhang
- Kempul
- Gong
- Keprak/Kecrek
- Drumb
Menurut filosofi yang terkandung di setiap gerakan tarian, menggambarkan muda – mudi masyarakat desa yang sehabis bekerja berat , gotong royong, melakukan tarian gembira ria untuk melepaskan lelah. Pakaian yang digunakan hampir sama dengan pakaian kethoprak atau disesuaikan cerita yang dibawakan untuk putra, dan khusus untuk putri mamakai pakaian sama dengan pakaian gambyong tari jawa
I LIKE TO TARI OREK OREK sukses buat NGAWI YANG RAMAH DAN SANTUN
sejarahnya benar benar memberiku ide