NGAWI — Sejak Minggu (01/11/2020) lalu hujan yang turun di kabupaten Ngawi membuat aliran debit air sungai Madiun meningkat. Beberapa titik telah dikabarkan tergenang, termasuk puluhan hektare ada sawah warga di kecamatan Kwadungan.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ngawi Teguh Puryadi menyampaikan bahwa beberapa lahan sawah siap panen tersebut terdiri dari beberapa desa di Kecamatan Kwadungan.
“Antara lain desa Simo, Tirak, Purwosari, Dinden, dan Kendung,” terangnya.
Lebih lanjut Teguh menyampaikan bahwa ketinggian air yang merendam tanaman padi di beberapa desa di Kecamatan Kwadungan kurang lebih mencapai 40 sentimeter.
Dari data BPBD Ngawi, sedikitnya ada 30 desa dari 10 kecamatan yang berstatus waspada terhadap dampak luapan Sungai Madiun. Waspada akan hal tersebut, Teguh telah menyiagakan 300 personel BPBD untuk mengantisipasi adanya bencana banjir.
Selain ratusan personel BPBD, petugas gabungan dari TNI dan Polri juga telah siap siaga untuk mengantisipasi kondisi yang tidak baik di beberapa wilayah Ngawi dikarenakan curah hujan yang masih cukup tinggi.
BPBD Ngawi juga telah menyiapkan 40 perahu karet dan unit dapur umum untuk antisipasi serta siap siaga dalam kondisi saat ini.
Tingkat risiko banjir cukup tinggi karena adanya dua sungai besar yang berada di wilayah Kabupaten Ngawi, yakni Sungai Madiun dan Sungai Bengawan Solo. Desa maupun lahan persawahan di sepanjang aliran dua sungai tersebut memang langganan banjir.
Dari pemetaan BPBD, daerah rawan banjir yang berada di aliran sungai Madiun di antaranya Kecamatan Pangkur, Kwadungan, Ngawi, Padas, Geneng, Karangjati. Sementara yang berada di sekitar aliran Sungai Bengawan Solo ada Kecamatan Pitu, Karanganyar, Mantingan, dan Widodaren. (cse)