Dari zaman dahulu sampai sekarang, dari era yang sudah berapa kali berganti pemerintahan ini, nama petani tetap hanya dijadikan obyek. Apalagi untuk mencapai kepemimpinan pemerintah sering kali kaum petani dibuat aset untuk mendulang suara, apalagi untuk pengucuran program-program pemerintah dengan alasan peningkatan kaum petani.
Akan tetapi pada kenyataannya petani tetap saja sebagai obyek penderita. Seperti yang dikeluhkan petani dari desa bangunrejo kidul kecamatan kedunggalar, Pak Kadeni (50 thn). Keluh Kesah Petani Ngawi yang Tak Kunjung Temukan Solusi.
“Kemarin sewaktu musim tanam padi yang namanya pupuk sangat langka. Bukan hanya itu, harganya juga mahal. Sekarang setelah padi dewasa, yang namanya obat-obatan juga mahal”, ujar Pak Kadeni.
Yang membuat pak kadeni dengan petani lain mengeluh bukannya harga mahal tetapi pada kenyataannya obat obatan itu tidak dapat menanggulangi dan memberi solusi pada keluhan para petani.
“Seperti yang namanya obat walang sangit itu bermacam macam tetapi hama tersebut tetap tidak bisa ditanggulangi dan tetap saja menyerang tanaman padi”, keluh Pak Kadeni.
Padahal ditiap kecamatan sudah ada PPL atau petugas dari dinas pertanian, akan tetapi keluhan para petani tetap saja tidak terjawab. Kebanyakan para petani berkonsultasi pada penjual atau penyedia sarana produksi pertanian atau kios obat obatan pertanian. Namun, mereka hanya mengarahkan pada suatu produk saja seperti untuk melariskan barang dagangannya. Sehingga lagi-lagi para petani yang tetap dijadikan obyek.
Memang pada kenyataannya kios-kios obat pertanian hampir ditiap desa ada, tetapi mereka hanya profit oriented tanpa memberikan solusi dari keluhan petani. Selain itu, petugas dari dinas pertanian sendiri jarang turun ke lahan pertanian. Sehinggapetani bingung harus menyampaikan keluhannya pada siapa.
Seharusnya petani itu termasuk warga negara tingkat 1 mengingat selama ini para petani sebagai obyek dari oknum untuk mendapatkan kursi.
Apakah para petani selamanya hanya dijadikan obyek untuk meraih suatu kedudukan atau tempat menjual program yang memberi untung segelintir oknum?
|Opini | BangsaOnline