NGAWI — Dampak pandemi COVID-19 yang terjadi di berbagai wilayah termasuk Ngawi salah satunya dirasakan oleh para pelaku wisata. Obyek wisata ditutup untuk mengantisipasi adanya klaster atau penyebaran virus baru di area-area yang dikunjungi wisatawan.
Sudah tiga bulan lebih memang industri pariwisata sudah tidak beroperasi karena adanya pandemi dan mengikuti kebijakan pemerintah untuk ditutup sementara waktu hingga kondisi benar-benar aman untuk dibuka kembali.
Hingga kini, dari pihak Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disparpora) juga masih merasa bahwa akan sulit mengendalikan pengunjung obyek wisata dalam kondisi yang masih rawan serta wajib mengikuti protokol kesehatan ini.
Kepala Disparpora Ngawi, Raden Rudi Sulisdiana dalam keterangannya masih harus berkoordinasi dengan pihak Dinas Kesehatan juga kepolisian jika memang nantinya obyek wisata ini akan dibuka dengan peraturan yang ketat.
“Harus berkoordinasi terlebih dahulu dengan Dinas Kesehatan dan Kepolisian jika ada wacana pembukaan obyek wisata,” terang Rudi.
Di lapangan, pihaknya mengaku bahwa akan sulit melakukan pengawasan yang betul-betul disiplin saat masyarakat melakukan kunjungan ke obyek wisata khususnya physical distancing dan belum ada gambaran terkait kapan akan dibuka.
“Sangat sulit mengendalikan pengunjung obyek wisata untuk taat pada protokol kesehatan,” imbuhnya.
Namu demikian, Rudi memperkirakan bahwa akhir Juli jika kondisi pandemi sudah mereda, kemungkinan besar obyek-obyek wisata di Ngawi yang skalanya masih regional tersebut bisa dibuka.
Terlebih jika memang dikehendaki oleh pemangku kebijakan tertingdi di Ngawi untuk kembali membuka sektor tersebut, Rudi harus menyusun dulu konsep penerapan protokol kesehatannya. (cse)