Penikmat Sastra di Ngawi Disuguhi Parade Puisi yang Menggairahkan. Foto-rsp
NGAWI – Rabu (13/09/2017) malam, Gedung Eka Kapti dengan ratusan pengunjung menjadi saksi penampilan 40 penyair dalam ajang Temu Sastra Jawa Timur 2017. Acara yang digelar oleh Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga ini dibuka gratis untuk umum.
Acara yang dibuka dengan suguhan pertunjukan seni cokekan itu memang menjadi magnit tersendiri bagi para pelajar, pemuda, dan pecinta sastra khususnya di Ngawi. Karena dengan hadirnya para penyair melakukan parade puisi ini memberikan wawasan bahwa banyak sekali seni sastra yang diciptakan oleh seniman dan penyair di Ngawi.
Nampak hadir, Bupati Ngawi, Ir. Budi Sulistyono yang turut ambil bagian membawakan antologi puisi dari penyair Ngawi yang beberapa waktu mendapatkan penghargaan dari Wakil Presiden RI, Tjahjono Widarmanto, M.Pd..
Dalam parade malam itu, ada yang cukup menarik, seorang sesepuh sastrawan dari Ngawi, Iskan, yang membacakan puisi dengan semangat yang luar biasa meskipun kondisinya harus dengan tertatih saat menuju panggung. Tentunya inilah wujud kecintaan terhadap sastra yang sesungguhnya, dengan sastra, kita bisa terus bersemangat dan menjadi lebih baik.
Di Gedung Eka Kapti malam itu juga disajikan makanan dan minuman dari angkringan yang diperuntukkan bagi para pengunjung penikmat sastra di acara itu dengan gratis, sehingga ada seorang sastrawan yang menjuluki Ngawi sebagai kota seribu angkring.
Penikmat Sastra di Ngawi Disuguhi Parade Puisi yang Menggairahkan.Purwati, salah satu pengunjung menyampaikan bahwa ia merasa bangga dan menjadi bersemangat untuk berkarya.
“Puisi-puisi yang dibacakan para sastrawan sangat menggairahkan semangat saya. Susunan kata-kata yang menarik membuat saya ingin mempelajari sastra lebih luas lagi,” ungkapnya.
Sementara itu Danni salah seorang pengunjung kelahiran Sumenep mengaku bangga juga karena ada salah satu sastrawan yang berasal dari tanah kelahirannya itu.
Parade Puisi ini merupakan rangkaian lanjutan dari Seminar Sastra dengan tema Membangun Sastra sebagai Rumah Kebhinekaan yang digelar Rabu (13/09/2017) pagi. Dari kedua rangkaian agenda tersebut menjadikan peserta seminar dan pengunjung parade puisi semangat, bangga, serta tak mau kalah untuk berkarya yang lebih baik lagi. (kn/rsp/cse)